TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca Jakarta cenderung berawan sepanjang hari ini, Ahad, 1 September 2024. Suhu udara di DKI berkisar 25-33 derajat Celcius, dengan tingkat kelembapan udara sekitar 60-90 persen.
Berita populer selanjutnya tentang Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan kemunculan berbagai jenis ikan di pantai pesisir selatan tidak berkaitan dengan potensi bencana, termasuk gempa besar atau megathrust. Kepala DPKHP Ciajur, Aris Haryanto, mengatakan fenomena ikan biasa terjadi akibat perubahan suhu saat kemarau panjang.
Selain itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi di berbagai perairan domestik pada 1-2 September 2024. Merujuk keterangan resmi BMKG, peningkatan gelombang laut hingga setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia Barat Kepulauan Enggano-Lampung dan Samudra Hindia Selatan Jawa.
1. BMKG Prediksi Cuaca Jakarta Berawan Saat Car Free Day, Nihil Hujan Hingga Malam
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca Jakarta cenderung berawan sepanjang hari ini, Ahad, 1 September 2024. Suhu udara di DKI berkisar 25-33 derajat Celcius, dengan tingkat kelembapan udara sekitar 60-90 persen.
Merujuk prediksi cuaca terbaru yang dirilis oleh BMKG, seluruh Jakarta berawan sejak dinihari tadi hingga pukul 07.00 WIB, masih dalam periode car free day akhir pekan. Langit di Jakarta Pusat diprediksi berawan tebal pada saat itu.
Sejak pagi menjelang siang pukul 13.00 WIB, cuaca Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu diprakirakan masih berawan. Adapun Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur mulai cerah berawan.
Pada Ahad sore menuju malam nanti, hanya Jakarta Utara yang masih cerah berawan. Hingga sekitar pukul 19.00 Wib, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu kemungkinan berawan. Adapun Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur berawan tebal, namun nihil hujan. BMKG mencatat angin sedang bertiup dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan maksimal 15 kilometer per jam.
2. Bukan Sinyal Bencana, Dinas Kesehatan Hewan Cianjur Sebut Fenomena Ikan ke Darat Akibat Kemarau
Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan kemunculan berbagai jenis ikan di pantai pesisir selatan tidak berkaitan dengan potensi bencana, termasuk gempa besar atau megathrust. Kepala DPKHP Ciajur, Aris Haryanto, mengatakan fenomena ikan biasa terjadi akibat perubahan suhu saat kemarau panjang.
“Suhu di lautan menjadi dingin sehingga ikan mencari lokasi yang hangat seperti pinggir pantai," katanya di Cianjur, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 31 Agustus 2024,
Menurut Aris, ikan yang berdatangan ke pesisir merupakan jenis tajan dan japuh. Ikan-ikan tersebut menghampiri area sepanjang pantai selatan Cianjur dan pantai selatan Jawa Barat.
Aris tetap mengimbau masyarakat, khususnya nelayan, untuk selalu waspada terhadap kondisi alam. DPKHP Cianjur juga mengeluarkan surat imbauan bagi nelayan di pantai selatan Cianjur agar jeli membaca tanda alam yang berhubungan dengan potensi bencana.
3. BMKG Ingatkan Risiko Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Lampung Hingga Selatan Jawa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi di berbagai perairan domestik pada 1-2 September 2024. Merujuk keterangan resmi BMKG, peningkatan gelombang laut hingga setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia Barat Kepulauan Enggano-Lampung dan Samudra Hindia Selatan Jawa.
“Gelombang tinggi akibat pola angin tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” begitu bunyi pernyataan resmi BMKG yang diterbitkan pada Ahad, 1 September 2024.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan berkisar 8-25 knot. Dengan laju yang sama, angin di Indonesia bagian selatan juga sedang berhembus dari timur ke tenggara. Menurut laporan BMKG, kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, Laut Natuna Utara, hingga Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat.
Peringatan dini itu juga berkaitan dengan potensi gelombang setinggi 1,25-2.5 meter. Potensi tersebut ada di perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa-Pulau Sumba, serta Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan. Ada juga kondisi serupa di Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara Timur, Laut Natuna Utara, Kepulauan Sangihe-Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat, serta Laut Arafuru bagian timur dan tengah.
Pilihan Editor: Cerita Saksi Hidup Tsunami 13 Meter di Banyuwangi: Panjat Pohon Sirsak, Bergelayut Jeriken