TEMPO.CO, Jakarta - Gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, dan daerah sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), guncangan gempa dirasakan warga di daerah Surade, Ujung Genteng, dan Tegalbuleud.
Skala intensitas gempanya III MMI atau guncangan terasa nyata di dalam rumah seakan ada truk yang berlalu. BMKG menyatakan sejauh ini belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut. Hingga pukul 07.44 WIB nihil aktivitas gempa bumi susulan.
Pusat sumber gempa atau episenter terletak pada koordinat 7,7 derajat Lintang Selatan dan 106,56 derajat Bujur Timur. Lokasi tepatnya berada di laut selatan Samudra Indonesia yang berjarak 79 kilometer arah tenggara dari pusat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dari kedalaman 27 kilometer.
“Gempa yang terjadi tergolong dangkal akibat aktivitas sesar aktif dasar laut,” kata Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hartanto lewat keterangan tertulis, Senin 16 September 2024.
Sehari sebelumnya, juga ada gempa bermagnitudo 5,1 di perairan selatan Jawa Barat pada Ahad sore 15 September 2024 pukul 16.54 WIB. Informasi awal BMKG menyebutkan gempa bermagnitudo 5,3. Setelah ada pemutakhiran data menjadi bermagnitudo 5,1. “Sampai pukul 07.25 WIB ada empat gempa susulan,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Senin 16 September 2024.
Adapun pusat gempa bermagnitudo 5,1 itu berada di laut yang berjarak 94 kilometer arah barat daya dari pusat Kabupaten Sukabumi. Titik koordinatnya yaitu 7,813 derajat Lintang Selatan dan 106,43 derajat Bujur Timur. “Bukan jenis gempa megathrust,” kata Daryono.
Sumber gempa di perairan selatan Jawa Barat itu berkedalaman 65 kilometer atau tergolong menengah. “Gempa akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia atau intra-slab,” kata Daryono. Hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust). “Pusat gempanya tidak di bidang kontak antar lempeng, tapi di bawah bidang kontak antar lempeng atau megathrust,” ujarnya.
Guncangan gempa berdampak dan dirasakan warga di daerah Sukabumi, Cireungas, Ujung genteng, dan Nagrak, dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk yang berlalu.
Getaran lindu juga sampai ke daerah Cimahi, Lembang, Banjaran, sebagian Kabupaten dan Kota Bandung dengan skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Pilihan Editor: Tim Mahasiswa UGM Kembangkan Perangkat Pemeliharaan Anggrek