TEMPO.CO, Ternate - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menetapkan status level III atau Siaga di Gunung Ibu yang terletak di Halmahera Barat, Maluku Utara. Penurunan status dari Awas per Selasa, 3 September 2024, berdasarkan laporan aktivitas kegempaan beberapa lama belakangan.
Kepala PVMBG Hadi Wijaya mengatakan bahwa, dari hasil pemantauan selama periode 23-31 Agustus 2024, Gunung Ibu masih terlihat mengeluarkan asap putih kelabu tapi dengan intensitas tipis-sedang dan tinggi sekitar 100-5.000 meter dari puncak. Hanya pada 28 Agustus 2024, pukul 01:18 WIT, terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu sekitar 5.000 meter di atas puncak.
Berdasarkan catatan aktivitas kegempaan Gunung Ibu periode 23-31 Agustus 2024, Hadi menambahkan, setidaknya terekam 546 kali gempa letusan, 533 kali gempa embusan, 171 kali gempa tremor harmonik, 6.558 kali gempa vulkanik dangkal, dan 615 gempa vulkanik dalam. Tercatat juga 135 kali gempa tektonik jauh dan 4 kali getaran banjir.
"Kegempaan ini sedikit mengalami peningkatan dari periode sebelumnya. Berdasarkan evaluasi visual dan instrumental, aktivitas Gunung Ibu masih dalam fase erupsi,” kata Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu 4 September 2024.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat dilarang untuk mendaki dan mendekati kawah Gunung Ibu hingga radius 4-5 kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif. Batasan ini berkurang dari 7 kilometer di status Awas.
Kolom abu vulkanik yang terbentuk akibat aktivitas erupsi Gunung Ibu di Maluku Utara. PVMBG
Masyarakat yang berada di luar radius 4-5 kilometer juga diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan dan menjauhi sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Ibu. Terutama bila terjadi hujan lebat di bagian puncak. "Karena dengan menumpuknya material di puncak gunung ibu laharan berpotensi terjadi semakin besar,”ujar Hadi.
James Uang, Bupati Halmahera Barat mengatakan, hingga kini aktivitas masyarakat di sekitar Gunung Ibu masih relatif normal. Pemerintah Daerah Halmahera Barat juga sudah melarang aktivitas pendakian ke puncak gunung. Langkah ini dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa jika sewaktu-waktu aktivitas Gunung Ibu meningkat.
“Semua jalur pendakian sudah kami tutup. Saya juga sudah minta aparatur desa dan kecamatan untuk selalu memonitor aktivitas Gunung Ibu dan menyampaikannya kepada masyarakat,”ujar James.
Gunung Ibu merupakan satu dari lima gunung api yang ada di Maluku Utara. Gunung ini terletak di Kecamatan Ibu, Halmahera Barat. Ada ribuan warga dari tujuh desa yang tinggal tak jauh kaki gunung tersebut. Sebelumnya ribuan orang mengungsi pada Mei 2024 setelah Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian 5000 meter dan berstatus level IV Awas.
Pilihan Editor: Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem di Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno