TEMPO.CO, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan sosialisasi upaya mitigasi bencana alam gempa bumi berserta dampak susulannya kepada ratusan masyarakat di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 7 September 2024.
Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM Edy Slameto menyatakan, isu yang saat ini tengah menjadi sorotan terkait dengan megathrust sehingga penyebaran informasi mendetail perlu diberikan agar tidak menimbulkan kekhawatiran.
"Jadi sosialisasi adalah salah satu upaya kami di Badan Geologi untuk memberikan informasi komprehensif dan yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pemahaman masyarakat terhadap mitigasi," kata Edy seperti dilansir Antara.
Edy menyatakan, gempa bumi berkekuatan besar megathrust memang berpotensi terjadi di Indonesia dan merupakan konsekuensi logis akibat pertemuan tiga lempeng besar di suatu wilayah. "Ada lempeng Eurasia, Australia, dan Pasifik, sehingga yang namanya gempa sebuah keniscayaan dan tidak bisa dihindari," ucapnya.
Megathrust, kata Edy, tidak bisa dihindari, sehingga butuh pola mitigasi yang komprehensif untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. Sampai saat ini belum teknologi yang bisa memprediksi secara pasti kapan megathrust terjadi. "Kami pasang GPS. Pergerakan bisa diukur. Tetapi tidak ada yang tahu kapan tercapainya," katanya.
Edy menyatakan, peningkatan pemahaman masyarakat soal potensi gempa merupakan hal yang penting dilakukan. "Jadi seperti di Jepang yang sudah punya mitigasi bagus, masuk ke kurikulum sekolah, bahkan playgroup dan sekolah dasar sudah dapat," kata Edy.
"Tetapi tidak perlu takut karena yang membunuh itu bukan gempanya, tetapi dampak ikutan setelah gempa, misal tembok roboh, atap berjatuhan, atau tersengat listrik," kata Edy.
Pilihan Editor: Taman Safari Mencoba Ketiga Kalinya Kawinkan Panda Cai Tao dan Hu Cun