TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan 88 orang penderita cacar monyet alias monkeypox (Mpox) di Indonesia yang tercatat sejak 2022 hingga saat ini sudah dinyatakan sembuh. Para pasien tersebut terkena Mpox varian clade IIB.
“Ini seratus persen (pasien Mpox) sembuh di Indonesia,” kata Budi kepada awal media di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu 4 September 2024.
Menurut Menteri Budi, varian Mpox yang berbahaya dan mematikan adalah subclade 1. Kematian akibat varian ini banyak terjadi di negara-negara Benua Afrika. Di luar wilayah tersebut, ada juga kasus dari Swedia dan Thailand.
Dia menilai wabah Mpox tidak seganas Covid-19 karena penularannya mirip HIV, artinya hanya menjangkit kelompok tertentu. “Dari sisi penularan kita tidak terlalu khawatir, lewat droplet sangat jarang,” kata dia.
Kementerian Kesehatan juga sudah membagikan alat dan bahan pemeriksa Mpox ke seluruh Indonesia. Di antaranya ada alat periksa cepat yang hasilnya bisa diketahui dalam 30 menit. Alat tersebut sudah dipakai seperti di Jakarta dan Bali.
Vaksin Mpox juga telah didatangkan dan akan diberikan secara gratis kepada kelompak yang berisiko tinggi “Vaksin ini bukan untuk semua,” ujar Budi Gunadi. “Jangan terlalu khawatir selama perilakunya normal karena ini berlaku untuk segmen khusus.”
Bukan Efek Samping Covid-19
Pemerintah sebelumnya juga sudah membantah kaitan cacar monyet dengan dengan efek samping vaksin Covid-19. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengatakan Mpox dan Covid-19 merupakan dua virus yang berbeda.
Berdasarkan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus Mpox pada manusia pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Kasusnya menjadi endemis di Afrika bagian barat dan tengah, seperti di negara Afrika Selatan, Pantai Gading, Kongo, Nigeria, hingga Uganda.
Seiring penyebarannya, WHO sempat menyatakan status kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) akibat Mpox pada 23 Juli 2022. Status itu dicabut pada 11 Mei 2023. Status PHEIC kembali ditetapkan akibay peningkatan kasus cacar monyet di Afrika tengah dan barat, terutama di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika. Kasusnya juga berkembang di benua lain.
Menurut Syahril, Mpox menular lewat kontak langsung antar manusia. Berdasarkan laporan secara global, sebagian besar kasus cacar monyet dialami oleh oleh individu yang melakukan hubungan seks sesama lelaki (LSL). Hampir 96 persen Mpox menjangkit laki-laki, dan sebanyak 60 persen dari persentase itu akibat LSL.
Ada juga penularan pada anak-anak yang berkontak erat dengan orang yang terinfeksi.
“Kontak langsung seperti berjabat tangan, bergandengan, termasuk kontak seksual,” katanya lewat keterangan tertulis pada 2 September lalu.
Pilihan Editor: BMKG Buka Formasi Khusus CPNS untuk Lulusan Cumlaude, Ini Syarat dan Kriterianya