TEMPO.CO, Jakarta - Taman Safari Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencoba untuk ketiga kalinya mengawinkan dua ekor panda raksasa asal Cina, Cai Tao dan Hu Cun, ketika keduanya memasuki usia 14 tahun.
Direktur Taman Safari Indonesia Jansen Manansang, saat perayaan HUT Hu Chun di Taman Safari Bogor, Cisarua, Sabtu, 7 September 2024 mengungkapkan, bukan perkara mudah mengawinkan satwa dari "Negeri Tirai Bambu" ini.
Taman Safari, yang juga merupakan lembaga konservasi satwa, hingga saat ini mempelajari cara efektif dalam mengawinkan panda raksasa setelah dua kali berturut-turut gagal membuahkan hasil selama dua tahun terakhir.
Jansen menjelaskan, beberapa pekan lalu sepasang panda raksasa ini telah dilakukan perkawinan artifisial. "Sudah tiga tahun kita coba, ini yang ketiga. Inilah juga satu riset yang kita pelajari dengan di Cina atau Tiongkok," ujarnya, seperti dikutip Antara.
Salah satu penjaga panda raksasa Taman Safari Bogor, Cicih Lidia menjelaskan bahwa pengelola TSI memiliki harapan besar agar kedua panda raksasa tersebut berkembang biak di masa kawin tahun ini.
Karena, kata Lidia, masa kawin panda hanya terjadi satu tahun sekali dan masa suburnya berlangsung satu pekan. "Jadi kalau misalkan kita terlewat masa subur harus diulang di tahun depan program breeding-nya," kata dia.
Lidia menjelaskan, panda raksasa memiliki masa mengandung selama 90-150 hari, dengan anakan satu ekor setiap kali melahirkan. "Di Taman Safari baru dua ekor, Hu Chun dan Cai Tao aja. Semoga tahun ini bertambah. Pasangan ini beda satu bulan. Umurnya sama 14 tahun," katanya.
Satwa yang berada di Istana Panda Taman Safari Bogor itu tetap bisa ditemui oleh pengunjung meski dalam masa kawin. Tapi, ada waktu-waktu tertentu keduanya tak dapat dilihat, khususnya ketika sedang proses perkembangbiakan.
Hu Chun adalah panda betina yang lahir pada 8 September 2010. Nama Hu Chun berarti "danau di musim semi" atau "si cantik dari alam". Cai Tao adalah panda jantan yang lahir 4 Agustus 2010. Nama Cai Tao berarti "pemuda yang tampan, karismatik, dan bangsawan".
Hu Chun dan Cai Tao berasal dari Chengdu, Provinsi Sinchuan, Tiongkok. Keduanya dikarantina di TSI Cisarua, Bogor, setelah tiba di Indonesia pada 28 September 2017.
Usai melewati proses karantina, sepasang panda raksasa tersebut beradaptasi baik dengan lokasi, iklim, dan cuaca sekitar, termasuk dengan penjaga satwa serta dokter hewan yang merawatnya.
Saat datang ke Indonesia, Hu Chun berbobot 113 kilogram, Cai Tao si panda jantan 128 kilogram.
Pengiriman panda tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang konservasi satwa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam peringatan 63 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Cina pada 2013.
Pilihan Editor: Aktivitas Vulkanik Gunung Ijen Menurun, Taman Wisata Kawah Ijen Kembali Dibuka untuk Umum