TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berperan mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, 9-20 September 2024. Dukungan diberikan lewat Operasi Modifikasi Cuaca, atau dikenal pula sebagai teknologi hujan buatan, di langit Aceh sepanjang tiga hari terakhir, 8-10 September 2024
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa berdasarkan data analisis prakiraan cuaca BMKG terdapat peluang hujan selama berlangsungnya PON XXI di Aceh. Pemerintah daerah setempat kemudian meminta bantuan operasi modifikasi cuaca BMKG demi kelancaran penyelenggaraan pesta olahraga nasional terbesar tersebut, mulai dari pembukaan dan selama kegiatan berlangsung.
“OMC ini dirancang untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yang berpotensi mengganggu jalannya acara Pekan Olahraga Nasional tersebut,” kata Seto melalui keterangan tertulis, Selasa 10 September 2024.
Menurut Seto, modifikasi cuaca menjadi sangat penting dilakukan mengingat banyak cabang olahraga yang dilombakan di ruang terbuka. Sehingga, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dikhawatirkan akan menganggu pelaksanaan lomba dan mempengaruhi keselamatan para atlet.
Dijelaskannya, pelaksanaan operasi modifikasi cuaca selama tiga hari berbekal 12 ton bubuk natrium klorida (NaCl). Targetnya adalah mengurangi intensitas hujan yang dinilai dapat membahayakan apabila terlalu tinggi. Sehingga, dia menambahkan, operasi hanya menarget awan-awan dengan potensi hujan lebat.
“Awan-awan yang berpotensi menurunkan hujan lebat menjadi target utama OMC kali ini, khususnya pada saat menjelang acara opening ceremony pada Senin malam 9 September 2024,” kata Seto.
Wilayah operasi meliputi 10 kabupaten/kota, terdiri dari Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda, Nasrol Aidil, mengatakan, operasi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa sortie 2 PK-SNN bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Aceh serta Smart Aviaton. Penyemaian dilakukan di atas perairan laut pesisir barat Aceh Besar.
"Penyemaian garam ini menjangkau perairan Samudera Hindia serta beberapa titik lainnya," katanya kepada Antara.
Berdasarkan analisis dan pantauan BMKG, curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara memang masih cukup tinggi sepekan terakhir. Data prospek cuaca mingguan periode terkini dari BMKG menyebut Aceh termasuk di antaranya. Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh disebut mencatat curah hujan ekstrem hingga 175 mm per hari pada 2 September lalu.
Pilihan Editor: Begini Cara Meta Akan Bikin WhatsApp dan Messenger Bisa Saling Chat