TEMPO.CO, Jakarta - Whatsapp dan Messenger akan memungkinkan pengguna mereka untuk saling bertukar pesan. Cara yang dipilih adalah lewat aplikasi layanan pesan pihak ketiga.
Pernyataan tersebut dipublikasikan Meta sebagai induk perusahaan keduanya di situs miliknya pada Jumat, 6 September 2024. Meta mengumumkan terobosan itu, membuat aplikasi yang bersifat interoperabel, mengikuti ketentuan Digital Market Act (DMA) atau Undang-Undang Pasar Digital yang diberlakukan di Uni Eropa sejak awal tahun ini.
Interoperabel adalah kemampuan aplikasi berikut sistem didalamnya untuk secara aman dan otomatis bertukar data tanpa memandang batas-batas geografis, politik, atau organisasi. Fokus dari kemampuan sistem ini mengacu pada pada standar, protokol, teknologi, dan mekanisme yang memungkinkan data mengalir di antara sistem yang beragam dengan meminimalisir intervensi manusia.
Seperti yang disampaikan pada situs Amazon Web Services, kemampuan tersebut memungkinkan beragam sistem untuk berkomunikasi satu sama lain dan berbagi informasi secara real-time, yang berujung pada peningkatan efisiensi serta layanan berkualitas tinggi.
Menurut gadgets360, elemen interoperabel juga merupakan jalan ke luar yang diambil oleh Meta dalam mengatasi masalah enkripsi end-to-end dengan aplikasi pihak ketiga. Selain itu, perusahaan lain yang ingin terhubung dengan WhatsApp dan Messenger harus menggunakan Protokol Sinyal yang sama untuk sama-sama menjaga privasi pesan.
"Dalam salinan perjanjian yang harus ditandatangani aplikasi pihak ketiga, Meta mengatakan akan menyediakan protokol sinyal kepada mitra jika diminta," bunyi penjelasan di The Verge.
Disebutkan, butuh waktu enam bulan bagi Meta untuk membangun fitur baru, menciptakan pengalaman pengguna baru, dan memproses umpan balik dari pemangku kepentingan lainnya, serta mengembangkan pembaruan pada aplikasi Whatsapp dan Messenger yang dilengkapi dengan fitur obrolan pihak ketiga.
Secara garis besar, pengembangan tersebut menghasilkan aksesibilitas yang memadai bagi pengguna, variasi dalam mengelola obrolan, hingga room-chat yang kaya akan fitur.
Aksesibilitas sebagai hasil dari pengembangan yang dilakukan dimaknai Meta sebagai kejelasan dan kemudahan saat mengoperasikan terobosan baru tersebut. Untuk itu, perusahaan yang juga induk dari Facebook dan Instagram ini telah menyediakan notifikasi yang secara khusus memberi tahu pengguna tentang obrolan pihak ketiga.
Meta juga menyediakan proses orientasi sederhana untuk terlebih dahulu mempelajari tentang obrolan pihak ketiga. Termasuk memilih aplikasi mana yang diinginkan untuk menerima pesan, hingga menyangkut tentang pengelolaan kotak masuk pesan.
Selanjutnya, mengenai variasi dalam mengelola obrolan, Meta memberi kewenangan untuk memilih pada para pengguna: pesan pihak ketiga dapat dikirimkan ke folder terpisah atau pengguna dapat memutuskan untuk memiliki kotak masuk gabungan yang menampilkan semua pesan pada tempat yang sama.
Tampilan di Whatsapp dan Messenger untuk kemampuan keduanya untuk bisa saling bertukar pesan. Dok.Meta
Penyediaan opsi itu ditengarai karena riset perusahaan yang mendapati keinginan pengguna untuk menjaga obrolan pihak ketiga agar tetap terpisah dari kotak masuk, sementara yang lain ingin menggabungkan semua obrolan dalam satu kotak masuk.
Pengembangan berikutnya ada pada perolehan yang kaya akan fitur. Maksud fitur di sini adalah reaksi, balasan langsung, indikator sedang mengetik, dan tanda terima baca atau read receipt yang disebut telah melampaui fitur dasar.
Meta menyebut, pengembangan obrolan pihak ketiga menantang secara teknis, seraya menyinggung peluncuran opsi membuat grup serta fitur yang sama pada panggilan suara maupun video pada 2025 hingga 2027 secara bertahap. Karena semua itu sesuai dengan tuntutan DMA, harap dicatan inovasi yang dirancang dan dikembangkan oleh Meta tersebut hanya tersaji untuk pengguna dengan basis wilayah pengoperasian Uni Eropa.
BAYU MENTARI
Pilihan Editor: Warga Pinggir Hutan Gunung Salak Resah, Jumlah Ternak Diserang Hewan Buas Meningkat