TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) meneliti potensi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai obat herbal bagi penderita penyakit kanker serviks. Keduanya dipilih karena potensi senyawa yang dikandung masing-masing.
Ketua Tim Mahasiswa UGM Aditya Latiful Azis mengatakan bahwa sampai saat ini penanganan penyakit kanker hanya dapat dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Dia berharap, penelitian kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo dapat memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks--jenis kanker penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia.
"Pengobatan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping," ujar Aditya dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis, 12 September 2024.
Diterangkannya, pemilihan biji salak pondoh karena adanya mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Sedangkan pada kulit jeruk pamelo ditemukan senyawa flavonoid dan likopen yang berpotensi memiliki sifat sitotoksik pada sel kanker.
"Pemanfaatan obat herbal sebagai alternatif terapi diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat modern," ucap mahasiswa asal Program Studi Biologi ini.
Dia menjelaskan, pada bagian biji salak dan kulit jeruk pamelo terkandung metabolit sekunder yang berpotensi dalam pengobatan anti kanker serviks. Selain itu, produksi dan konsumsi salak dan jeruk pamelo disebutnya menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya di Indonesia.
Sebagai upaya membuktikan efikasi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, Aditya bersama tim harus melakukan beberapa tahapan uji. Dimulai dari skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi, uji sitotoksisitas dan uji antiproliferasi dengan MTT assay, uji penghambatan migrasi sel HeLa, serta uji apoptosis.
Berdasarkan hasil penelitian empat bulan yang telah mereka lakukan, terbukti kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki aktivitas anti inflamasi, menghambat migrasi sel HeLa, dan mampu memicu apoptosis pada sel kanker serviks.
Sel HeLa adalah sel kanker leher rahim akibat infeksi Human Papillomavirus (HPV 18) sehingga mempunyai sifat yang berbeda dengan sel leher rahim normal. Sedangkan apoptosis adalah sebah mekanisme yang memungkinkan sel-sel menghancurkan dirinya sendiri atau kematian sel yang terprogram.
"Kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo dapat menjadi alternatif terapi pada kanker serviks dengan memanfaatkan potensi alam," kata Aditya.
Pilihan Editor: Hujan di Jabodetabek Tembus ke Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya