TEMPO.CO, Jakarta - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) memutuskan mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah dapat lulus tanpa harus membuat skripsi. Keputusan membebaskan dari kewajiban menyusun skripsi itu berdasarkan amatan bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam membuat karya tulis ilmiah sebagai syarat kelulusan.
"Tidak sedikit mahasiswa mengalami keterlambatan dalam kelulusannya akibat dari penulisan skripsinya yang tak kunjung usai," kata Dekan FIB Unair, Purnawan Basundoro, yang juga Dosen Program Studi Ilmu Sejarah itu melalui keterangan tertulis, Rabu 18 September 2024.
Menurut Purnawan, apa yang diputuskan itu merupakan sebuah pendekatan khusus serta solusi. Ia menegaskan, mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah dapat lulus tanpa harus membuat skripsi. Sebagai gantinya, Prodi Ilmu Sejarah akan mengarahkan pembuatan tugas akhir sesuai minat dan kemampuan dari para mahasiswa dengan tetap mempertahankan unsur sejarah.
“Oleh karena itu, sekarang di Prodi Ilmu Sejarah ada delapan jenis tugas akhir yang bisa dipilih oleh mahasiswa,” ujar Pur sambil menambahkan, "Artinya sekarang mahasiswa dibebaskan dalam membuat skripsinya, tidak harus skripsi konvensional."
Kedelapan jenis alternatif tersebut merupakan bentuk dari skripsi kreatif yang meliputi komik sejarah, video dokumenter sejarah, novel sejarah, program pelestarian dan preservasi warisan sejarah, pengembangan aplikasi berbasis sejarah, artikel jurnal, menulis buku, dan memenangkan lomba karya ilmiah nasional.
Kurikulum Baru Ilmu Sejarah Unair
Pur juga menyampaikan kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah agar tidak perlu khawatir tentang pendalaman materi selama proses perkuliahan. Desain kurikulum telah memastikan bahwa mahasiswa akan tetap mendapat bekal pengetahuan mengenai sejarah.
Dia mencontohkan riset sejarah yang memiliki mata kuliah metode dan praktek ilmu sejarah, juga mata kuliah metodologi sejarah dan bahkan mata kuliah seminar sejarah. Selain itu, dalam Prodi Ilmu Sejarah Unair juga akan dihadirkan mata kuliah yang berbasis aplikatif guna menunjang dan memperkuat keterampilan mahasiswa.
“Misalnya, untuk pembuatan video dokumenter itu juga ada mata kuliah khusus terkait audio visual," katanya sambil menerangkan, "Terkait pelestarian dan preservasi warisan sejarah itu juga ada mata kuliah warisan sejarah.”
Pilihan Editor: Penyeranta alias Pager Masih Banyak Digunakan Termasuk oleh Hizbullah di Lebanon, Ini Kekurangan dan Kelebihannya