Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

image-gnews
Petugas memasukkan garam ke dalam pesawat Cessna 208B Grand Caravan EX untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. BNPB bekerja sama dengan BMKG melakukan operasi TMC selama tiga hari sebagai upaya meminimalisir berkumpulnya awan yang berpotensi menimbulkan intensitas hujan tinggi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah yang rawan bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Petugas memasukkan garam ke dalam pesawat Cessna 208B Grand Caravan EX untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. BNPB bekerja sama dengan BMKG melakukan operasi TMC selama tiga hari sebagai upaya meminimalisir berkumpulnya awan yang berpotensi menimbulkan intensitas hujan tinggi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah yang rawan bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat alias DPR telah menyetujui tambahan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam APBN 2025. 

Dalam Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa dana tambahan ini akan digunakan untuk mendanai kegiatan modifikasi cuaca pada 2025. Rencananya, modifikasi cuaca tersebut akan dilakukan selama 40 hari dengan biaya sebesar Rp 22,09 miliar.

"Modifikasi cuaca ini diperlukan untuk mencegah dampak bencana hidrometeorologi ekstrem pada tahun 2025," kata Dwikorita dalam rapat rencana kerja anggaran bersama Komisi V DPR, Selasa, 17 September 2024.

Sebagai langkah awal, BMKG akan melakukan pemetaan untuk menentukan wilayah yang membutuhkan modifikasi cuaca. Modifikasi ini nantinya akan melibatkan pesawat yang menebarkan garam di titik-titik tertentu, terutama di wilayah pertanian yang rentan terhadap cuaca ekstrem yang bisa memicu gagal panen.

Meskipun telah menerima tambahan anggaran, Dwikorita mengungkapkan bahwa jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan keseluruhan modifikasi cuaca nasional, yang diperkirakan mencapai Rp 700 miliar.

Bagaimana Sejarah Modifikasi Cuaca?

Dikutip dari sciencehistory.org, gagasan modifikasi cuaca muncul pertama kali pada akhir abad ke-19. Salah satu tokoh penting dalam sejarah awal modifikasi cuaca adalah seorang ilmuwan Amerika, James Pollard Espy seperti dilansir dari berbagai sumber.

Pada 1839, Espy mengajukan teori bahwa pembakaran besar-besaran kayu atau materi lainnya dapat memanaskan udara di atmosfer, sehingga menyebabkan hujan. Meskipun teori ini tidak terbukti efektif, ide tersebut menjadi langkah awal dalam upaya manusia untuk memanipulasi cuaca.

Pada 1891, muncul paten pertama terkait modifikasi cuaca oleh Louis Gathmann, yang mengusulkan penggunaan meriam besar untuk meledakkan bahan peledak di langit guna menciptakan hujan. Meskipun patennya diterima, metode ini juga tidak berhasil dan akhirnya ditinggalkan.

Perang Dunia II Jadi Pendorong Kemunculan Modifikasi Cuaca

Perang Dunia II mempercepat penelitian tentang atmosfer, karena militer menyadari pentingnya cuaca dalam operasi militer. Pada era ini, ilmuwan mulai bereksperimen lebih serius dengan metode untuk mengendalikan hujan dan kabut. Salah satu peristiwa penting adalah penelitian tentang modifikasi awan yang dilakukan oleh Vincent Schaefer dan Irving Langmuir di General Electric Laboratories pada 1946.

Schaefer dan Langmuir berhasil menemukan bahwa penyemaian awan dengan partikel perak iodida atau es kering dapat memicu pembentukan kristal es di dalam awan, yang akhirnya menyebabkan hujan. Penemuan ini dianggap sebagai terobosan besar dan menjadi dasar dari teknologi cloud seeding yang digunakan hingga saat ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Modifikasi Cuaca Akomodasi Perang

Modifikasi cuaca tidak hanya digunakan untuk tujuan ilmiah dan sipil, tetapi juga untuk kepentingan militer. Salah satu contoh penggunaan teknologi modifikasi cuaca dalam perang adalah Operation Popeye, yang dilakukan oleh militer Amerika Serikat selama Perang Vietnam pada 1967 hingga 1972.

Operasi ini bertujuan untuk memperpanjang musim hujan di jalur suplai musuh (Ho Chi Minh Trail), guna membuatnya lebih sulit diakses oleh pasukan Vietnam Utara.

Dalam operasi tersebut, pesawat militer menyemai awan di atas jalur dengan bahan kimia seperti perak iodida untuk memicu hujan deras. Meskipun beberapa pihak menganggap operasi ini berhasil memperlambat pasokan musuh, penggunaan teknologi modifikasi cuaca dalam perang memicu kontroversi internasional dan akhirnya dilarang oleh Konvensi PBB melalui Environmental Modification Convention (ENMOD) pada 1977. Konvensi ini melarang penggunaan teknologi modifikasi cuaca untuk tujuan militer atau tindakan permusuhan.

Masyarakat Kontemporer Adopsi Teknologi Modifikasi Cuaca

Setelah Perang Vietnam, teknologi modifikasi cuaca mulai lebih banyak digunakan untuk keperluan sipil, terutama untuk mitigasi bencana alam dan pengelolaan sumber daya air. Negara-negara dengan masalah kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan mulai mengadopsi teknologi ini sebagai bagian dari solusi mereka.

Dikutip dari journals.ametsoc.or, salah satu negara yang secara intensif menggunakan teknologi cloud seeding adalah Tiongkok. Pemerintah Tiongkok memulai program modifikasi cuaca pada akhir 1950-an, dan sejak itu telah berkembang menjadi salah satu program terbesar di dunia. 

Pada 2008, menjelang Olimpiade Beijing, pemerintah Tiongkok menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk memastikan cuaca cerah selama acara pembukaan, dengan menyemai awan di sekitarnya agar hujan turun sebelum acara dimulai.

Di Amerika Serikat, modifikasi cuaca digunakan terutama di negara bagian yang sering mengalami kekeringan seperti Texas dan California. Selama beberapa dekade terakhir, teknologi ini juga telah diterapkan di berbagai negara seperti Rusia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Pilihan Editor: Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Model AI Meta Movie Gen dan Update Tanggul Pantai Jakarta di Top 3 Tekno

17 menit lalu

Meta Movie Gen. Foto : Meta
Model AI Meta Movie Gen dan Update Tanggul Pantai Jakarta di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Senin pagi ini, 7 Oktober 2024, dimulai dari artikel kehadiran model AI baru, Meta Movie Gen.


Prediksi Cuaca Jakarta Hari Ini, BMKG: Berawan Tebal tapi Tak Hujan

1 jam lalu

Ilustrasi cuaca di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Prediksi Cuaca Jakarta Hari Ini, BMKG: Berawan Tebal tapi Tak Hujan

Menurut BMKG, Kabupaten Bogor dan Bekasi ada potensi hujan ringan tapi suhu maksimumnya bisa sampai 35 derajat Celsius.


Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang di Jawa Barat Sepekan Mendatang Bervariasi, BMKG Minta Warga Waspada

14 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang di Jawa Barat Sepekan Mendatang Bervariasi, BMKG Minta Warga Waspada

Terdapat pola siklonik di Selat Karimata yang membentuk daerah perlambatan angin atau konvergensi di sekitar pesisir utara Jawa Barat


BMKG Prakirakan Cuaca Mayoritas Kota Besar di Indonesia Berawan dan Hujan

22 jam lalu

Ilustrasi BMKG. Shutterstock
BMKG Prakirakan Cuaca Mayoritas Kota Besar di Indonesia Berawan dan Hujan

BMKG memprakirakan cuaca di kota-kota besar Indonesia hari ini, Ahad, 6 Oktober 2024, umumnya berawan hingga hujan.


BMKG: Gempa Darat Guncang Bogor dan Bandung Ahad Dini Hari

22 jam lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Gempa Darat Guncang Bogor dan Bandung Ahad Dini Hari

BMKG mencatat gempa bermagnitudo 2,7 di Bandung dan 2,5 di Bogor pada Ahad dini hari.


BMKG: Sembilan Gempa Guncang Sejumlah Daerah Sejak Sabtu

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Sembilan Gempa Guncang Sejumlah Daerah Sejak Sabtu

Menurut BMKG, gempa terjadi sejak Sabtu hingga hari ini, dari Bogor hingga Papua.


Sri Mulyani Janji Pemerintah Beri Beasiswa Santri sampai Gelar Doktor di Sektor Ekonomi Syariah

1 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani. TEMPO/Bagus Pribadi
Sri Mulyani Janji Pemerintah Beri Beasiswa Santri sampai Gelar Doktor di Sektor Ekonomi Syariah

Menteri Keuangan Sri Mulyani berjanji pemerintah akan memberikan beasiswa untuk para santri hingga mendapat gelar doktor di sektor ekonomi syariah


Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Simak Sebaran Peluang Hujan dari BMKG

2 hari lalu

Ilustrasi cuaca hujan. (ANTARA/Akhyar)
Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Simak Sebaran Peluang Hujan dari BMKG

Berikut informasi prediksi cuaca dari BMKG untuk menemani aktivitas sepanjang akhir pekan ini untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya,.


Gempa Goyang Cianjur Dinihari dari Kedalaman 2 Kilometer, Ini Data BMKG

2 hari lalu

Ilustrasi gempa. REUTERS
Gempa Goyang Cianjur Dinihari dari Kedalaman 2 Kilometer, Ini Data BMKG

Gempa dari Sesar Cugenang kembali menggoyang Cianjur, Jawa Barat, pada Sabtu dinihari, 5 Oktober 2024.


BMKG Beri Peringatan Dini Ombak hingga 4 Meter Hari Ini dan Besok, Cek Lokasinya

2 hari lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. Pexels/Dane Amacher
BMKG Beri Peringatan Dini Ombak hingga 4 Meter Hari Ini dan Besok, Cek Lokasinya

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada hari ini dan besok, 4-5 Oktober 2024.