Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Reporter

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Ilustrasi obesitas. ANTARA
Ilustrasi obesitas. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa tinggal di lingkungan sekitar yang kekurangan sumber daya dengan akses terbatas ke makanan yang terjangkau dan bergizi selama periode kritis, seperti kehamilan atau anak usia dini, secara signifikan meningkatkan risiko terkena obesitas.

Obesitas pada anak bukan hanya masalah jangka pendek. Obesitas sering kali memiliki konsekuensi yang luas, berkontribusi pada kemungkinan obesitas yang lebih tinggi di masa dewasa dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker tertentu.

Akses terbatas ke makanan sehat di masa kanak-kanak sering kali menyebabkan obesitas parah yang berlanjut hingga remaja, tahap di mana kebiasaan gaya hidup menjadi lebih mengakar dan lebih sulit diubah. Menangani masalah ini sejak dini dapat menjadi kunci untuk mengurangi prevalensi obesitas secara keseluruhan di kemudian hari.

Penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute ini, yang dilansir Earth.com, menyoroti bagaimana tahapan awal kehidupan dapat membentuk hasil kesehatan bagi anak-anak.

"Memahami bagaimana kerawanan pangan selama tahun-tahun formatif ini memengaruhi obesitas anak selanjutnya sangatlah penting," kata penulis utama penelitian ini, Dr. Izzuddin Aris, asisten profesor kedokteran populasi di Harvard Medical School. 

"Dengan mengungkap mekanisme dan mengidentifikasi faktor risiko yang menghubungkan akses pangan di lingkungan sekitar dan obesitas pada anak-anak, kita dapat mengembangkan strategi pencegahan yang tepat sasaran yang dapat mengurangi kondisi kronis di masa mendatang," kata Izzuddin.

Tim peneliti dari Harvard Medical School memeriksa data dari lebih dari 28.000 anak di seluruh AS, yang diambil dari 55 kelompok kelahiran yang berpartisipasi dalam program Pengaruh Lingkungan terhadap Hasil Kesehatan Anak (ECHO) NIH.

Set data komprehensif ini memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi hubungan yang kompleks antara lingkungan sekitar dan hasil kesehatan anak pada skala nasional.

Para ahli menemukan bahwa lingkungan sekitar yang diklasifikasikan sebagai lingkungan berpendapatan rendah dengan akses pangan rendah (di mana supermarket terdekat berjarak lebih dari setengah mil di daerah perkotaan atau lebih dari 10 mil di daerah pedesaan) menghadirkan hambatan yang signifikan untuk mengakses pilihan makanan yang sehat dan terjangkau. 

Akses terbatas ke makanan bergizi di daerah ini dapat menyulitkan keluarga untuk menyediakan makanan yang seimbang, yang berkontribusi pada hasil kesehatan yang buruk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian ini mengungkapkan korelasi yang mencolok: tinggal di daerah yang kekurangan sumber daya ini selama kehamilan dikaitkan dengan risiko obesitas dan obesitas parah lebih dari 50% lebih tinggi dari masa kanak-kanak hingga remaja.

Penelitian ini menekankan pengaruh kuat faktor lingkungan awal, seperti akses makanan, terhadap lintasan kesehatan jangka panjang seorang anak, yang itu menjadi dasar risiko kesehatannya di masa mendatang.

Izzuddin menekankan pentingnya intervensi strategis untuk mengatasi masalah yang berkembang ini, dengan mencatat bahwa langkah proaktif harus diambil untuk mengurangi konsekuensi kesehatan jangka panjang dari obesitas pada anak. "Temuan kami mendukung fokus pada investasi atau strategi untuk meningkatkan akses makanan sehat di awal kehidupan," kata dia.

"Ini termasuk memberi insentif kepada supermarket baru di lingkungan berpenghasilan rendah dan akses makanan rendah, menyediakan dapur umum dengan pilihan makanan sehat, dan meningkatkan akses ke pilihan makanan yang lebih sehat di sudut ritel kecil dan toko serba ada. "Investasi semacam itu dapat memainkan peran penting dalam mencegah obesitas anak dan mempromosikan komunitas yang lebih sehat," kata Izzuddin.

Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat dengan implikasi yang mendalam. Menurut statistik terkini, hampir satu dari lima anak di AS mengalami obesitas dan angkanya terus meningkat.

Obesitas pada anak sering kali menyebabkan serangkaian komplikasi kesehatan jangka panjang, termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan masalah sendi. Selain kesehatan fisik, obesitas juga dapat memengaruhi kesehatan mental, yang menyebabkan rendahnya harga diri, depresi, dan isolasi sosial.

Temuan dari penelitian ini, kata Earth.com, semakin menyoroti kebutuhan penting untuk mengatasi faktor lingkungan dan sosial, seperti akses pangan, guna memerangi obesitas pada anak.

Pilihan Editor: Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

3 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.


Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

4 hari lalu

ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)
Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

Gaya hidup yang kurang aktif yang akan semakin memperparah situasi. Fenomena ini semakin diperburuk dengan maraknya konsumsi makanan cepat saji.


Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

7 hari lalu

Seorang pemain tim esports Rogue Warriors berlatih untuk permainan
Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

Peneliti Universitas Tartu melakukan studi bahwa anak yang banyak waktu di depan layar lebih sulit dalam keterampilan berbahasa.


Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

9 hari lalu

Ilustrasi belanja online menjelang Imlek/Tokopedia
Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

Hasil studi peneliti University of Georgia menyatakan, orang yang suasana hatinya baik cenderung lebih positif dalam pencarian produk.


Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

15 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

Ahli gizi mengimbau sekolah turut memberi edukasi makanan sehat untuk mencegah risiko anak obesitas.


Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

18 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

Studi oleh peneliti di Cina menemukan bahwa tidur pengganti pada akhir pekan bisa mengurangi penyakit jantung sampai 20 persen.


Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

23 hari lalu

Ilustrasi MSG. Shutterstock
Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

Dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra menjelaskan manfaat micin bagi kesehatan.


Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

29 hari lalu

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com
Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

Menonton tv dalam waktu yang lama kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur dan obesitas hingga masalah kesehatan mental


Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

30 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto
Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

Peneliti dari Universitas Cornell, dalam studinya, menemukan bahwa tidur berperan penting dalam mengatur ulang memori.


Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

36 hari lalu

Ilustrasi pasangan lansia. Unsplash.com/Matthew Benner
Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

Studi penuaan ini berfokus pada pelacakan usia biologis, yang merujuk pada perubahan yang terjadi dalam tubuh sepanjang hidup.