Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

Reporter

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Ilustrasi belanja online menjelang Imlek/Tokopedia
Ilustrasi belanja online menjelang Imlek/Tokopedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebahagiaan memainkan peran yang lebih besar dalam belanja daring. Sebuah studi terkini menunjukkan bahwa saat orang dalam suasana hati yang baik, mereka cenderung menggunakan bahasa yang lebih positif selama pencarian produk, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan mengklik sebuah iklan.

Dilakukan oleh para peneliti dari University of Georgia Terry College of Business, studi ini menyoroti bagaimana istilah pencarian positif ini menghasilkan lebih banyak keterlibatan dengan iklan daring dan ini menawarkan wawasan baru tentang lanskap belanja digital yang terus berkembang.

"Ada banyak penelitian tentang bagaimana perasaan Anda saat berada di toko, bagaimana perasaan Anda saat melihat suatu produk, tetapi sekarang orang memulai proses belanja daring sebelum mereka melangkahkan kaki ke toko," kata Sarah Whitley, asisten profesor bidang pemasaran di Terry College University of Georgia yang dilansir Earth.com

Studi ini menjembatani penelitian pemasaran tradisional, yang menyelidiki emosi konsumen di toko fisik, dengan lanskap belanja digital yang terus berkembang.

Para peneliti menganalisis lebih dari 5 juta pencarian yang diarsipkan dan melakukan eksperimen dengan 6.800 peserta. Temuannya menunjukkan bahwa individu yang dipersiapkan dengan citra positif (seperti bayi, sinar matahari, dan gelembung) menggunakan lebih banyak kata-kata emosional positif dalam pencarian daring mereka, yang itu mengarah pada peningkatan signifikan dalam klik iklan.

"Ketika orang berada dalam suasana hati yang positif dan mengalami emosi positif, mereka memiliki pandangan positif," jelas Whitley. Efek ini diamati pada berbagai produk, mulai dari botol air hingga buku dan poster.

Subjek uji yang menggunakan istilah pencarian positif seperti "menyenangkan" atau "menginspirasi" dua kali lebih mungkin mengklik iklan di bagian atas hasil pencarian mereka dibandingkan dengan mereka yang menggunakan deskripsi netral seperti "bening" atau "ringan."

"Perasaan positif tidak ada hubungannya dengan produk yang mereka cari; itu hanya sesuatu yang mereka rasakan saat ini," kata peneliti lainnya yang juga penulis studi ini, Profesor Anindita Chakravarty.

Menariknya, temuan ini menunjukkan bahwa emosi positif yang dirasakan konsumen saat melakukan pencarian tidak memiliki hubungan langsung dengan produk itu sendiri. "Saat mereka merasa senang dan perlu mencari produk pada saat yang sama, mereka akan menggunakan lebih banyak kata positif saat mengetik permintaan pencarian. Dan saat itulah implikasi praktis muncul," kata Chakravarty.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wawasan ini membawa implikasi praktis yang signifikan bagi pedagang online, khususnya dalam memahami cara menargetkan konsumen berdasarkan kondisi emosional mereka. Mungkin mereka akan merasa bermanfaat untuk mengalokasikan anggaran iklan untuk menargetkan konsumen yang lebih bahagia di awal proses pembelian, daripada hanya mengandalkan istilah pencarian berbasis transaksi.

"Daripada hanya memikirkan istilah pencarian berbasis transaksi, pedagang mungkin ingin mempertimbangkan beberapa kata emosi positif ini dalam istilah pencarian yang dapat menunjukkan perasaan konsumen saat itu," kata Whitley.

Dalam laporannya Earth.com menulis, kebahagiaan tidak hanya mempengaruhi cara konsumen mencari produk, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendorong perilaku pembelian impulsif. Ketika individu berada dalam kondisi emosional yang positif, mereka cenderung lebih terbuka terhadap pembelian spontan, merasa tidak terkekang oleh pertimbangan praktis seperti keterbatasan anggaran atau risiko yang dirasakan.

Pembelian emosional terutama menonjol dalam kategori seperti barang mewah, elektronik, dan hiburan, di mana kepuasan emosional terkait erat dengan pengalaman pembelian. Produk dalam kategori ini sering kali menawarkan rasa kepuasan langsung, yang lebih menarik bagi konsumen saat mereka dalam suasana hati yang gembira.

Bagi pedagang, ini berarti menargetkan konsumen yang lebih bahagia dengan penawaran yang sensitif terhadap waktu, penawaran eksklusif, atau menyarankan produk pelengkap selama proses pembelian dapat meningkatkan penjualan secara signifikan.

Dengan memanfaatkan kondisi emosional pembeli online, bisnis dapat mendorong pembelian yang tidak direncanakan dan mendorong penjualan keseluruhan yang lebih tinggi, terutama dengan menggunakan visual yang menarik, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan pesan pemasaran yang membangkitkan perasaan positif dan memperkuat suasana hati konsumen yang sedang baik.

Pilihan Editor: Cara Memposting Slide Foto di TikTok

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jual Paket Wisata Murah di Korea Selatan, Banyak Pemandu Paksa Turis Belanja

1 hari lalu

Turis asing berfoto dengan remaja Korea berpakaian hanbok  di Istana Gyeongbok, Seoul, Korea Selatan, 27 Maret 2016. Para remaja juga mempromosikan pakaian khas ini kepada para wisatawan asing. Jean Chung/Getty Images
Jual Paket Wisata Murah di Korea Selatan, Banyak Pemandu Paksa Turis Belanja

Sebagian besar paket wisata memprioritaskan belanja, sehingga wisatawan tidak punya banyak waktu untuk merasakan budaya Korea Selatan.


Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

1 hari lalu

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

Masyarakat lakukan doom spending untuk menghadapi stres, kecemasan, atau kekhawatiran banyak dilakukan Gen Z dan milenial.


Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

3 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

Psikolog Samanta Elsener menjelaskan bahwa fenomena doom spending yang sedang jamak dibicarakan akhir-akhir ini merupakan bagian dari kebiasaan belanja impulsif atau impulsive buying.


Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

5 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz
Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia


Riset Bank Mandiri: Kecenderungan Menabung Warga Kelas Bawah RI Turun Drastis

7 hari lalu

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Riset Bank Mandiri: Kecenderungan Menabung Warga Kelas Bawah RI Turun Drastis

RIset Bank Mandiri mencatat kecenderungan menabung warga kelas bawah turun drastis.


Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

8 hari lalu

Ilustrasi obesitas. ANTARA
Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.


Transportasi Filipina Mogok Nasional, Tolak Program Modernisasi Pemerintah

10 hari lalu

Angkutan Umum Jeepney Filipina. wikipedia.org
Transportasi Filipina Mogok Nasional, Tolak Program Modernisasi Pemerintah

Aksi mogok skala nasional selama dua hari oleh pekerja industri transportasi dimulai di Filipina pada Senin hingga Selasa 24 September 2024


Defisit APBN Capai Rp 153,7 Triliun per Agustus 2024

10 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berserta jajarannya memberikan pemaparan pada konferensi pers APBN KiTa di Kemenkeu, Jakarta, Senin 23 September 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan APBN pada Agustus 2024 defisit Rp153,7 triliun atau 0,68 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) namun defisit tersebut masih sesuai dengan Rancangan Undang-Undang APBN 2024 yakni 2,29 persen dari PDB. TEMPO/Tony Hartawan
Defisit APBN Capai Rp 153,7 Triliun per Agustus 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa defisit APBN hingga Agustus 2024 mencapai Rp 153,7 triliun atau sebesar 0,68 persen dari PDB.


8 Pasar Malam di Phuket Thailand Surga Belanja yang Menarik Dijelajahi

11 hari lalu

Ilustrasi pasar malam di Phuket, Thailand. Pixabay.com/Michelle_Raponi
8 Pasar Malam di Phuket Thailand Surga Belanja yang Menarik Dijelajahi

Pasar malam paling populer di Phuket menawarkan perpaduan budaya, masakan, dan belanja yang menyenangkan


Baru Saja Diluncurkan di Indonesia, Apa Itu YouTube Shopping?

11 hari lalu

Logo Youtube Shopping. Dok. Youtube
Baru Saja Diluncurkan di Indonesia, Apa Itu YouTube Shopping?

YouTube Shopping adalah fitur terbaru dari YouTube yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi belanja langsung melalui platform tersebut.