TEMPO.CO, Jakarta - Empat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menghadapi risiko kekeringan ekstrem akibat musim kemarau 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kekeringan meteorologis di keempat area itu sudah di level Awas.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Suci Agustiani, mengatakan status Awas itu didasari peninjauan berkala, analisis, serta prediksi curah hujan per 10 hari atau dasarian. "Level Awas ada di Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, Sumbawa dan Kabupaten Lombok Timur," katanya melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 12 Oktober 2024, dilansir dari Antara.
Kota Bima di provinsi yang sama juga menghadapi risiko kekeringan level Waspada, sedikit lebih rawan dibanding kekeringan level Siaga yang dialami sebagian wilayah Kabupaten Bima. "Memasuki periode peralihan musim ini, waspada bencana hidrometeorologis," kata Suci.
Merujuk hasil peninjauan, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan angka -0,48 dan Indian Ocean Dipole (IOD) -0,10 pada akhir September 2024. Keduanya ada pada angka netral.
Indeks netral IOD diprediksi berlangsung hingga awal 2025. Adapun ENSO berpotensi menuju La Nina mulai Oktober 2024. Aliran massa udara pada pertengahan bulan lalu, merujuk catatan BMKG, masih didominasi oleh angin timuran.
Saat ini madden julian oscillation (MJO)—aktivitas intra seasonal di wilayah tropis—terpantau tidak aktif pada phase 4 dan 5. Kondisi ini tetap sama sepanjang Oktober 2024. Bila aktif, MJO phase 4 dan 5 berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Pada dasarian kedua Oktober 2024, persisnya pada 11 – 20 Oktober, sebagian wilayah NTB berpotensi diguyur hujan berkategori rendah dengan probabilitas 10-70 persen. Curah hujan untuk kategori itu berkisar 20-50 milimeter per dasarian.
"Terdapat juga potensi hujan di wilayah NTB dengan kategori sedang (50 – 100 mm/dasarian) di sebagian kecil wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat bagian utara, dengan probabilitas 20 – 50 persen," tutur Suci.
Mengingat seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau, BMKG mengimbau masyarakat NTB untuk menggunakan air secara efisien. "Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan,” kata dia.
Pilihan Editor: NOAA Peringatkan Dampak Badai Matahari yang Menghantam Bumi