Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Pola Makan Sedikit Lebih Efektif untuk Kesehatan Dibanding Diet Ekstrem

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi ilmuwan dari The Jackson Laboratory (JAX)—lembaga nirlaba untuk penelitian biomedis—mengungkapkan bahwa pola makan yang lebih sedikit bisa meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur. Para peneliti menggunakan seribu ekor tikus untuk meneliti berbagai pola makan. Jumlah tikus itu dianggap mewakili keragaman genetik populasi manusia.

Penelitian itu dipublikasikan dalam artikel ilmiah berjudul ‘Dietary Restriction Impacts Health and Lifespan of Genetically Diverse Mice’, yang terbit pada 9 Oktober 2024. Tikus-tikus yang menjadi bahan eksperimen dipelajari selama sisa hidupnya. Hewan ini menjalani tes darah berkala dan evaluasi kesehatan yang ekstensif.

“Hewan yang paling kuat dapat mempertahankan berat badannya, bahkan saat menghadapi stres dan pembatasan kalori, dan mereka adalah hewan yang hidup paling lama,” begitu bunyi kalimat yang dicantumkan si penulis, Gary A. Churchill, dalam penelitiannya, dikutip dari Earth.com, Sabtu, 12 Oktober 2024

Peneliti menugaskan tikus betina untuk menjalani satu dari lima pola makan yang berbeda. Ada satu pola makan yang membebaskan hewan pengerat itu untuk makan kapan saja dalam jumlah yang tidak dibatasi.

Dua dari lima pola tersebut merupakan sejenis diet. Tikus hanya diberi 60 atau 80 persen kalori dasar mereka setiap hari. Ada juga pola diet ketat ketika hewan tidak diberi makanan apa pun selama 1-2 hari berturut-turut, setiap pekan. Namun tikus yang menjalani diet ketat ini bisa makan sebanyak apapun pada hari lainnya.

Merujuk hasil penelitian, rata-rata tikus yang menjalani diet tanpa batasan bisa hidup hingga 25 bulan. Tikus yang menjalani diet puasa intermiten hidup selama 28 bulan; tikus yang mengonsumsi 80 persen kalori dasar hidup selama 30 bulan; sedangkan tikus yang mengonsumsi 60 persen kalori dasar hidup selama 34 bulan.

Tikus dengan konsumsi kalori paling sedikit, merujuk penelitian tersebut, memiliki rentang umur mulai dari beberapa bulan hingga empat setengah tahun. Dalam setiap kelompok, rentang umur sangat luas. Saat para peneliti menganalisis data untuk menjelaskan rentang umur tersebut, mereka menemukan dampak faktor genetik yang jauh lebih besar daripada pola makan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti juga mengidentifikasi ketahanan yang dikodekan secara genetis sebagai faktor penting dalam umur. Tikus yang secara alami menjaga berat badan, persentase lemak tubuh, dan kesehatan sel imun selama masa stres akan bertahan hidup paling lama, begitu juga dengan tikus yang tidak kehilangan lemak tubuh di usia lanjut

“Jika ingin berumur panjang, ada hal-hal yang dapat dikendalikan dalam hidup, seperti pola makan,” begitu bunyi ulasan Earth.com.

Konsumsi kalori yang lebih sedikit, menurut kesimpulan para peneliti, berpotensi memperpanjang umur. Selama penelitian, diet yang sangat rendah kalori secara umum bisa memperpanjang umur tikus. Dengan cara ini, kadar lemak tubuh atau glukosa mereka lebih terjaga dibanding tikus yang menjalani diet berkala. Kadar lemak dan glukosa kerap dilihat sebagai penanda kesehatan metabolisme dan penuaan.

Meski begitu, tikus yang hidup paling lama, setelah diet ketat, justru adalah tikus yang kehilangan berat badan paling sedikit. Adapun tikus yang kehilangan berat badan secara drastis tercatat memiliki energi rendah. Sistem kekebalan dan reproduksinya juga terganggu, sehingga umurnya lebih pendek.

Pilihan Editor: Dibuka Lagi Usai Revitalisasi, Ini Rencana Museum Nasional Hingga 3 Tahun Mendatang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi: Kendaraan Berat Penyumbang Terbesar Emisi Partikulat Sektor Transportasi Jakarta

12 jam lalu

Truk tiga sumbu. Shutterstock
Studi: Kendaraan Berat Penyumbang Terbesar Emisi Partikulat Sektor Transportasi Jakarta

Kendaraan berat, terutama truk, adalah penyumbang terbesar emisi partikulat (PM10, PM 2.5, dan karbon hitam), NOx, dan SO2.


Hujan Petir Diprakirakan Melanda Kota Besar dan Studi Menghapus Akun Facebook di Top 3 Tekno

17 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Hujan Petir Diprakirakan Melanda Kota Besar dan Studi Menghapus Akun Facebook di Top 3 Tekno

Topik tentang BMKG melaporkan potensi hujan ringan disertai petir di sejumlah kota besar menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Studi: Hapus Facebook Bisa Tingkatkan Kesejahteraan, tapi Mengurangi Pengetahuan Politik

1 hari lalu

Seorang pengguna Facebook login melalui ponselnya di sebuah kafe di Hanoi, Vietnam 19 November 2020. [REUTERS / Kham]
Studi: Hapus Facebook Bisa Tingkatkan Kesejahteraan, tapi Mengurangi Pengetahuan Politik

Dalam studi yang dipublikasikan Royal Society Open Science ini, ada plus minus dari pemanfaatan akun media sosial Facebook.


Studi: Pejalan Kaki Punya Risiko Celaka yang Tinggi saat Tidak Fokus

2 hari lalu

Suasana lengang trotoar perkantoran kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indah Anggoro Putri mengatakan, tidak ada surat edaran (SE) yang dikeluarkan tentang kebijakan work from home (WFH) bagi karyawan swasta. Kemnaker menyerahkan aturan tersebut ke masing-masing perusahaan. Kewajiban bagi ASN itu hanya diberlakukan selama dua hari mengingat arus balik libur Lebaran, yakni Selasa-Rabu, 16-17 April 2024. TEMPO/Subekti.
Studi: Pejalan Kaki Punya Risiko Celaka yang Tinggi saat Tidak Fokus

Studi University of British Columbia menemukan bahwa pejalan kaki punya risiko cidera lebih tinggi saat tidak fokus.


Kunjungi Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Ridwan Kamil Janjikan Program Dokter Keliling bagi Lansia

2 hari lalu

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil bertemu dengan warga Komplek Tosiga, Jakarta Barat, di acara pemeriksaan kesehatan gratis pada Kamis, 10 Oktober 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Kunjungi Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Ridwan Kamil Janjikan Program Dokter Keliling bagi Lansia

Ridwan Kamil kunjungi posko pemeriksaan gratis di Jakbar, janjikan program dokter keliling bagi gratis bagi lansia.


Studi: Trauma Masa Kecil Bisa Sebabkan Rasa Sakit Fisik hingga Depresi di Usia Lanjut

3 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Studi: Trauma Masa Kecil Bisa Sebabkan Rasa Sakit Fisik hingga Depresi di Usia Lanjut

Sebuah studi menunjukkan bahwa trauma masa kecil dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental seperti depresi, di usia lanjut.


4 Prioritas Kerja Sama Indonesia dengan Negara di Asia Selatan dan Asia Tengah

4 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Impor Non Migas. antaranews.com
4 Prioritas Kerja Sama Indonesia dengan Negara di Asia Selatan dan Asia Tengah

Ada empat sektor prioritas dalam kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tengah, diantaranya kesehatan dan farmasi


Kembali Sakit, Raja Salman dari Arab Saudi Mengidap Infeksi Paru-paru

5 hari lalu

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz melaksanakan salat Idul Fitri di Istana Al-Salam di Jeddah, Arab Saudi, 21 April 2023. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Kembali Sakit, Raja Salman dari Arab Saudi Mengidap Infeksi Paru-paru

Raja Salman dari Arab Saudi mengalami infeksi paru-paru dan menjalani tes medis pada Ahad malam


Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

6 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

Studi oleh peneliti dari Universitas Kyushu mengungkapkan soal pengurangan limbah plastik hingga 32 persen akan dirasakan pada 2050.


4 Manfaat Diet Rendah Garam

10 hari lalu

Ilustrasi garam epsom. Shutterstock
4 Manfaat Diet Rendah Garam

Berikut beberapa manfaat diet rendah garam bagi kesehatan tubuh.