TEMPO.CO, Batam - Masyarakat Rempang dan Galang, Kepulauan Riau, mendeklarasikan wadah bernama Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu atau disingkat Amar. Mereka menyatakan akan terus menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City yang dinilai merampas tanah kampung halaman mereka hanya untuk kepentingan investasi.
Koordinator Umum Amar, Ishak (58), dalam orasinya mengajak seluruh masyarakat Pulau Rempang bergerak mempertahankan ruang hidup mereka di Pulau Rempang dari ancaman penggusuran. Organisasi rakyat yang terbentuk ini, kata Ishak, adalah buah dari perjuangan lebih dari setahun terakhir menghadapi beragam intimidasi dari berbagai pihak. .
“Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu ini adalah wadah bagi kami masyarakat Rempang Galang untuk terus berjuang mempertahankan ruang hidup,” kata Ishak di Sekretariat Amar, Kampung Sembulang Hulu, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Senin 14 Oktober 2024.
Koordinator bidang Jaringan dan Komunikasi Amar, Sani Rio, mengatakan bahwa kampung-kampung di Pulau Rempang adalah buah dari perjuangan leluhur. "Saat ini kami berjuang untuk menjaga kampung untuk anak-anak kami nanti," katanya.
Koordinator Kampung Sembulang Hulu di Amar, Muhammad Aris, mengatakan organisasi ini adalah wadah bagi semua masyarakat di Rempang. Organisasi tersebut mewadahi mereka yang disebutnya, "Ingin berjuang bersama untuk menjaga kampung mereka dari ancaman penggusuran oleh kepentingan segelintir orang."
Konflik di Pulau Rempang bergulir dan bentrokan aparat gabungan-warga sempat terjadi antara lain di Jembatan 4 Pulau Rempang pada 7 September 2023. Sebagian besar warga memilih bertahan dan menolak relokasi karena PSN Rempang Eco City.
Pilihan Editor: WhatsApp Akan Luncurkan Fitur Nearby Share Mirip AirDrop