TEMPO Interaktif, BANDUNG - Indonesia memerlukan banyak inovasi teknologi dan sosial untuk mengatasi ancaman krisis pangan, energi, serta lingkungan. "Bongkar dan turunkan itu materi penelitian, temuan di laboratorium, dan berbagai gagasan besar untuk bisa diaplikasikan," kata pengusaha Arifin Panigoro dalam orasi ilmiah penganugerahan Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Bandung di Aula Barat ITB, Sabtu (23/1).
Menurut pendiri Medco Group itu, inovasi teknologi menghasilkan teknik atau metode baru yang lebih baik untuk mengatasi masalah kekurangan energi, pangan, dan kerusakan lingkungan. Kaitan ketiga masalah itu yang berkembang seiring pertambahan penduduk di Indonesia, juga harus diatasi dengan inovasi sosial. Diantaranya mencakup pembuatan kebijakan dan institusi.
Selain itu, Arifin juga meminta para wirausahawan untuk meluaskan jaringan penggiat teknologi di luar negeri. "Rengkuhlah jejaring penggiat teknologi serupa di berbagai belahan dunia, dan bawalah ke Tanah Air," ujarnya. Lulusan Teknik Elektro ITB itu yakin, Indonesia bisa mengatasi masalah energi, pangan, dan lingkungan, jika tekun dan menerapkan berbagai temuan teknologi.
Untuk itu, katanya, bangsa ini memerlukan banyak populasi technopreneurship. "Ekonomi baru adalah ekonomi yang berbasis inovasi," katanya.
ITB mengganjar Arifin Panigoro dengan memberikan gelar Doktor Honoris Causa. Menurut ketua tim promotor sekaligus Rektor ITB Djoko Santoso, Arifin dinilai sukses sebagai technopreneurship di bidang pertambangan minyak dan gas, energi alternatif, serta pangan. Sumbangannya untuk masyarakat dan pendapatan negara pun dinilai besar.
ANWAR SISWADI