Suharna didampingi diantaranya oleh Umar Anggara Jenie, Kepala LIPI, yang menerangkan kalau ISRA adalah satu diantara produk penelitian unggulan lembaga yang dipimpinnya. Dibuat para ahlinya di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi dan telah diperkenalkan pada Agutus lalu bertepatan dengan ulang tahun LIPI ke-42, ISRA disebutkannya sebagai radar laut pertama buatan lokal.
Radar tersebut, lanjut Umar, berguna memonitor gerakan kapal-kapal di wilayah perairan Indonesia dan sebagai pemandu kapal besar di setiap pelabuhan sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan di laut. “Radar juga dapat mengantisipasi masuknya kapal laut ilegal ke peraian pulau terluar atau Selat Malaka,” katanya.
Kepala Bidang Telekomunikasi di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, Mashury Wahab, mengatakan, ISRA menggunakan teknologi terbaru di bidang radar dimana FM-CW (frequency-modulated continuous wave) berukuran dan mengkonsumsi daya radar kecil. Kelebihan lainnya adalah ISRA termasuk quite radar (Low Probability of Intercept) yang tidak mengganggu sistem radar lain di sekitarnya dan tidak terdeteksi radar militer.
Pemasangan dan pengujian ISRA di menara suar di Anyer dikarenakan lokasi tersebut sangat strategis karena Selat Sunda, yang dekat dari sana, selalu rmai dengan lalu lintas kapal. “Stasiun radar ini sangat penting untuk dijadikan permanen,” begitu kata sang menteri.
(WASI’UL ULUM)