TEMPO Interaktif, Kopenhagen - Denmark memerlukan pusat ujian nasional untuk turbin angin untuk memastikan bahwa negara tetap terdepan dalam pengembangan teknologi energi hijau.
Perdana Menteri Lokke Lars Rasmussen mengatakan, rencana untuk fasilitas pengujian turbin angin raksasa dengan tinggi hingga 250 meter mendapat penolakan dari orang-orang yang tinggal di wilayah barat laut Jutland, dimana ada beberapa kelompok lingkungan hidup dan politisi oposisi.
"Kami memiliki industri yang sangat kuat untuk turbin angin di Denmark, yang telah menciptakan puluhan ribu pekerjaan di sektor ini dalam pasar di mana persaingan internasional telah meningkat," kata Rasmussen dalam konferensi pers.
Denmark adalah negara yang memimpin dunia dalam energi angin, dengan sekitar seperlima dari output listrik perusahaan berasal dari taman angin dan pantai, setelah membangun industri ini sejak tahun 1970-an.
Ekonomi baru memasuki dan meningkatkan pasar untuk teknologi energi hijau sehingga kami untuk mempertahankan posisi kami sebagai pemimpin dunia dalam bidang ini, kita perlu untuk mendirikan apa yang disebut pusat tes," kata Rasmussen.
Cina menjadi pasar terbesar turbin angin tahun lalu, perhitungannya mencapai lebih dari sepertiga kapasitas di dunia. Pabrik Cina Sinovel, Goldwind dan Dongfang, menduduki peringkat 3, 5 dan 7, menurut konsultan BTM.
Draft proposal pemerintah Denmark untuk menentukan daerah uji tujuh turbin 250-meter untuk dibuat di kota Thisted, dekat pantai barat Denmark dengan koridor sepanjang satu kilometer dan lebar empat kilometer. Dewan setempat mendukung rencana, yang akan membabat sekitar 1.200 hektar hutan yang akan dikompensasikan dengan melestarikan hutan di tempat lain.
Pusat pengujian akan dioperasikan oleh Technical University of Denmark, DTU, yang kerjasama erat dengan industri. Proposal pemerintah selanjutnya dikirim ke parlemen yang bisa meloloskan peraturan pada liburan musim panas.
Ide pusat uji turbin angin, yang bisa mulai beroperasi pada tahun 2012 awal, memiliki dukungan cukup luas di kalangan parlemen, namun perselisihan tetap terjadi karena harus mengorbankan hutan.
"Kami tidak setuju dengan pemerintah tentang penempatan (turbin) di hutan," kata Claus Skovhus, juru bicara Society Denmark untuk Konservasi Alam yang telah menyarankan tempat alternatif. "Kami berharap, mereka akan menempatkan pusat tes pada tanah pertanian."
"Denmark adalah sebuah negara kecil, dan Anda tidak dapat menempatkan turbin angin mana saja tanpa mendapatkan beberapa oposisi itu," kata ketua DTU Conradsen Knut. Conradsen. "Saya tidak berpikir adalah mungkin untuk mendapatkan tempat yang lebih baik yang satu ini."
REUTERS| NUR HARYANTO