Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Hitung Volume Dan Kedalaman Laut Via Satelit

image-gnews
Teori tabrakan matahari dengan bumi
Teori tabrakan matahari dengan bumi
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta – Para peneliti dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) Department of Marine Chemistry and Geochemistry Amerika Serikat mulai menghitung volume dan kedalaman air laut melalui satelit.

“Data yang ada saat ini adalah kondisi air laut pada 30 hingga 40 tahun yang lalu,” kata Matthew Charette. Pengukuran melalui satelit, jelas Charette, dilakukan karena lebih akurat dan detil.

Charette melakukan pengukuran ini bersama rekannya Walter H.F. Smith, seorang Geophysicist pada Nasional Environmental Satellite, Data and Information Service of The Nasional Oceanic and Atmospheric Administration. Menurut dia, jika anda mencari tahu berapa kedalaman dan volume air laut melalui daring pencarian Google, dia mengatakan, anda anda mendapatkan lima jawaban yang berbeda.

Dari pengukuran sementara melalui satelit, Charette memperkirakan jumlah volume air laut kira-kira sebanding dengan lima kali air laut di teluk Meksiko atau lima ratus kali lebih banyak dari Great Lakes. “Jumlah ini lebih sedikit 0,3 persen ketimbang perkiraan yang ada pada 30 tahun lalu,” ujarnya.

Charette dan Smith dibuat takjub dengan keakuratan pengukuran volume air laut yang dilakukan John Murray, seorang peneliti pada tahun 1888 yang mengukur volume air laut dengan cara menjatuhkan tali yang diberi pemberat berupa timah dari sebuah kapal. “Hasil pengukuran Murray hanya selisih 1,2 persen dari

Mulai tahun 1920-an, para ilmuwan mulai menggunakan alat echosounder -alat untuk mengukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara.

Penghitungan melalui satelit ini, menurut Charette adalah yang pertama kali di dunia. Hasilnya memang memberikan data volume air laut yang lebih sedikit ketimbang hasil penghitungan melalui echosounder. Namun, Charette mengatakan, ini bukan karena air laut semakin berkurang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebabnya, jelas dia, karena perbedaan daya sorot alat tersebut terhadap kondisi di bawah laut. “Di bawah laut itu terdapat gunung dan bantuan yang menurut alat echosounder adalah tempat air,” katanya. Hasil radar satelit menunjukkan bahwa kedalaman lautan itu berbeda-beda.

Penghitungan melalui satelit ini dapat menampakkan seluruh bentuk permukaan laut di dunia secara virtual, kecuali beberapa daerah di Arctic atau Kutub Utara yang tertutup es. "Dari sini kita dapat melihat gambar yang lebih baik tentang potongan atau bentuk dan volume air laut," katanya.

Namun pengukuran melalui satelit juga memiliki kelemahan. "Ada masalah di sisi resolusi spasialnya, seperti fokus kamera untuk memperbesar dan memperkecil objek," katanya. Akibatnya, kata Charette, perlu penambahan penelitian untuk mengukur secara langsung data satelit tadi, yakni dengan menggunakan echosound tadi.

Berdasarkan perkiraan Angkatan Laut AS, penelitian dengan alat echosound itu membutuhkan waktu selama 200 tahun, atau dibutuhkan sepuluh kapal selama 20 tahun untuk mengukur seluruh permukaan dasar laut. "Itu membutuhkan dana sekitar US$ 2 juta," kata Smith.

Rini K | Sciencedaily

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia