TEMPO Interaktif, Jakarta - Merah kerap dianggap sebagai sinyal kekuasaan dan semangat, sehingga mungkin tak berlebihan jika berpikir bahwa seorang perempuan yang mengenakan gaun merah darah jauh lebih menggoda bagi pria. Riset terbaru menunjukkan bahwa merah tak hanya bagi kaum Hawa.
Perempuan dari Amerika Serikat, Jerman, dan Cina menganggap pria jauh lebih menarik dan menggairahkan ketika difoto dengan mengenakan baju merah atau berlatar belakang merah dibanding warna lain. Hasil riset itu dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psychology: General edisi Agustus.
"Merah umumnya dianggap sebagai warna seksi hanya bagi kaum wanita," kata Andrew Elliot, peneliti studi dari University of Rochester dan University of Munich. "Temuan kami menunjukkan bahwa kaitan antara merah dan seks juga berlaku bagi kaum Adam."
Dalam studi serupa yang dipublikasikan pada 2008, Elliot juga menemukan bahwa pakaian merah yang dikenakan kaum perempuan membuat para pria tergila-gila. Studi itu dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science pada 2008 menemukan, warna merah juga mempengaruhi prestasi di bidang olahraga. Temuan itu menunjukkan bahwa wasit kerap mengalami bias dan menguntungkan atlet yang mengenakan seragam merah. Studi itu juga mengamati bahwa atlet taekwondo berbaju merah cenderung memperoleh lebih banyak poin dibanding lawannya yang mengenakan baju biru.
Ahli antropologi Russell Hill dan Robert Barton dari University of Durham di Inggris menemukan bahwa mengenakan warna merah berkaitan dengan probabilitas menang yang lebih tinggi di berbagai bidang olahraga. Para ilmuwan menguji pertandingan satu lawan satu dalam Olimpiade 2004, seperti tinju, taekwondo, dan gulat. Para peserta diperintahkan mengenakan pakaian pelindung berwarna merah atau biru secara acak. Dalam 16 dari 21 ronde, atlet berbaju merah meraih kemenangan.
Para ilmuwan menduga, persepsi manusia terhadap merah memiliki dasar evolusi. Riset terdahulu memperlihatkan bahwa merah berkorelasi dengan dominasi pria dan kadar testosteron pada binatang. "Pada manusia, kemarahan diasosiasikan dengan kulit memerah karena peningkatan aliran darah, sedangkan biru diasosiasikan dengan peningkatan warna pucat dalam situasi tertekan," kata para peneliti dalam jurnal Nature pada 2005.
TJANDRA | LIVESCIENCE