TEMPO Interaktif, Jakarta - Komunikasi para relawan Merapi di frekuensi 149.070 MHz terganggu lantaran ulah jammer. Akibatnya koordinasi penanganan korban bencana letusan Merapi dengan menggunakan pesawat handy talky (HT) kurang efektif.
Jamming atau bentuk interferensi biasanya dilakukan dengan mengurangi energi frekuensi radio untuk mencegah receiver menerima sinyal GPS pada suatu area. Jamming biasanya membuat komunikasi 'blank' atau tidak terdengar suara apapun selama beberapa menit atau kadang-kadang terdengar suara orang lain yang masuk ke dalam frekuensi tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengatakan gangguan komunikasi itu disebabkan karena masyarakat memonitor dan mencari informasi dengan cara memanggil posko dalam waktu yang bersamaan. "Sehingga terjadi crowded efeknya komunikasi tidak lancar," tulis Tifatul dalam akun Twitternya hari ini.
Sejumlah informasi yang sering ditanyakan masyarakat, diantaranya kondisi gunung merapi, evakuasi korban, lokasi barak pengungsian dan sebagainya. Gangguan atau jamming, kata dia, sering kali terjadi pada malam hari sehingga sulit melacaknya karena kondisi medan yang sangat berbahaya.
Rini K