TEMPO.CO, Brussels - Pemburu meteorit mengantongi sepotong batu luar angkasa seberat 18 kilogram. Sebuah tim dari Belgia dan Jepang menemukan meteorit besar dan kuat di dataran tinggi Antartika Timur.
Vinciane Debaille, seorang geologis dari Universitas Libre de Bruxelles di Belgia mengatakan bahwa tes awal menunjukkan temuan itu adalah chondrite biasa, yaitu jenis meteorit paling umum yang ditemukan di Bumi. "Ini adalah meteorit terbesar yang ditemukan di Antartika Timur selama 25 tahun terakhir," kata Debaille. Menurutnya, temuan ini sangat luar biasa.
Meteor Rusia yang meledak menjadi fragmen di atas wilayah Chelyabinsk pada 15 Februari lalu juga merupakan chondrite biasa menurut tes awal ilmuwan Rusia.
Tiap tahun, para ilmuwan melakukan perjalanan ke Antartika untuk mencari meteorit. Kerak hitam yang hangus pada batuan itu dan tertimbun dalam salju putih dan iklim dingin kering membantu mengawetkan bahan kimia organik di dalam batu.
Ekspedisi tersebut mengumpulkan 425 meteorit dalam waktu 40 hari dengan berat total 75 kilogram. Debaille mengatakan mereka mungkin telah menemukan satu meteorit Mars dan salah satu bagian dari asteroid Vesta diantara banyak penemuan itu.
Para peneliti mengeksplorasi daratan es Field Nansen yaitu 140 kilometer ke selatan setelah stasiun International Polar Foundation's Princess Elisabeth. Amerika Serikat juga mengirimkan para ilmuwan untuk mengumpulkan meteorit pada musim ini di ujung benua dari stasiun McMurdo.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Berita terpopuler lainnya:
Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas
Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single'
Ferguson Ingin Jadi Direktur Manchester United
Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks
Kisah Djoko Susilo dan Anak Yatim Piatu
Demokrat Akan Gelar KLB Sebelum April