TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 180 situs di Singapura diretas dalam dua minggu ini. SingCERT, organisasi keamanan cyber, melaporkan lebih 80 di antaranya adalah situs resmi, termasuk situs milik Partai Reformasi (PR) di negara tersebut.
Tech Asia menulis pembuktian peretasan situs partai politik itu tersebar di Facebook sejak Rabu, 19 Februari 2014, pukul 23.00 waktu setempat. Situs itu diganti dengan gambar bendera Singapura yang dirusak. Terdapat pula kata "looser" atau pecundang di atasnya.
Kenneth Jeyaretnam, Sekretaris Jenderal PR menegaskan, pelaku peretasan itu mengaku berasal dari Anonymous Indonesia. Situs tersebut kini dalam masa perbaikan dan masih offline hingga dinihari tadi.
Menurut Zone-H.org, yang mengarsip aksi peretasan online, kemungkinan peretas itu masuk dengan dua cara, yaitu dengan suntikan SQL, sebuah teknik yang dapat memanipulasi database, atau dengan mendapatkan username dan password dari File Transfer Protocol.
Tidak jelas seberapa sering aksi peretasan massal tersebut terjadi pada situs di Singapura. Meski demikian, menurut Zone-H.org, ada 60.000-120.000 insiden seperti ini terjadi setiap bulan dalam skala global.
RINDU P HESTYA | TECH ASIA
Berita Lain:
Inilah yang Terjadi Saat Flappy Bird di Skor 999
Toko Samsung Terbesar di Asia Tenggara Ada di Bali
5 Ponsel Terbaik di Mobile World Congress 2014
HTC One 2 Meluncur Bulan Depan
SanDisk Tak Khawatir Bersaing dengan Cloud