TEMPO.CO, Schleswig-Holstein - Komisi keamanan data Jerman mengingatkan pengguna layanan pesan instan WhatsApp untuk melindungi datanya. Hal tersebut menyusul akuisisi yang dilakukan Facebook terhadap aplikasi komunikasi tersebut.
Rabu lalu, Facebook membeli WhatsApp senilai US$ 19 miliar atau Rp 222 triliun. Lewat pembelian tersebut, situs jejaring sosial itu kemungkinan besar akan menggabungkan data penggunanya dengan data pengguna WhatsApp.
“Ketika metadata dan konten dari kedua layanan itu disatukan, maka dapat dengan mudah dieksploitasi untuk tujuan iklan,” ujar Thilo Weichert, anggota komisioner yang mewakili kota Schleswig-Holstein, seperti dilansir PC World, Jumat, 21 Februari 2014. (Baca: Facebook Janji Tidak Pasang Iklan di WhatApp)
Dia juga menyoroti aturan sistem keamanan digital di Amerika Serikat yang dinilai tidak ketat, sehingga mempengaruhi proteksi data Facebook dan WhatsApp yang berasal dari negara tersebut. “Kedua perusahaan menolak memenuhi syarat keamanan data yang ada di Eropa dan Jerman,” kata Weichert.
Otoritas perlindungan data konsumen Jerman meminta Facebook untuk mengikuti aturan privasi, sejak beberapa tahun lalu. Namun, perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg itu menghindar.
Weichert juga mengatakan WhatsApp adalah aplikasi yang perlu diwaspadai tingkat keamanannya. Sistem kriptografi--penyembunyian data--WhatsApp dianggap tidak memenuhi syarat keamanan di Jerman, dan dianggap rentan serangan. “Perusahaan tidak transparan dalam menyelesaikan masalah keamanannya,” ujar Weichert.
Weichert mengatakan belum ada tanda layanan komunikasi tersebut akan mengeksploitasi penggunanya untuk urusan komersil dan iklan. Dia berharap akuisisi yang dilakukan Facebook tidak mengubah karakter bisnis WhatsApp, yang tidak memasang iklan. Dia merekomendasikan warga Jerman menggunakan layanan komunikasi buatan dalam negeri atau Eropa yang dia anggap lebih efektif melindungi data.
PC WORLD | SATWIKA MOVEMENTI
Baca Juga:
Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp, Dari Miskin Jadi Triliuner (Bagian 1)
Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp, Dari Miskin Jadi Triliuner (Bagian 2)
Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp, Dari Miskin Jadi Triliuner (Bagian 3)
Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp, Dari Miskin Jadi Triliuner (Bagian 4)