TEMPO.CO, Munich - Mark Zuckerberg memang sedang naik daun belakangan ini sehingga semua media menyorotinya. Salah satu yang menyoroti Zuckerberg adalah sebuah harian bernama Süddeutsche Zeitung yang berbasis di Munich, Jerman. Namun, beberapa kritikus menilai karikatur berjudul "“Krake-Zuckerberg" atau "Gurita Zuckerberg" itu menunjukkan antisemitisme yang mengingatkan pada propaganda Nazi.
Pada karikatur itu terlihat Zuckerberg sebagai gurita muncul dengan hidung yang besar sedang melahap beragam teknologi di dunia. Terlihat juga pendiri Facebook ini mengenakan topi berlogo Facebook sedang "melahap" WhatsApp. Karikatur itu diterbitkan Jumat, 21 Februari 2014.
"Karikatur ini mengingatkan pada sebuah kartun Nazi yang menggambarkan Winston Churchill sebegai gurita Yahudi mengelilingi dunia pada 1938 silam. Benar-benar menjijikkan," kata Efraim Zurrof, dari Simon Wiesenthal Center, sebuah lembaga hak asasi Yahudi internasional terkemuka.
Melihat karyanya memicu kesalahpahaman, Burkhard Mohr, karikatur yang membuatnya, akhirnya meminta maaf atas perbuatannya. "Saya sangat menyesal dengan salah paham yang terjadi pada pembaca dan yang tersakiti," kata Morh, seperti ditulis harian Sueddeutsche Zeitung.
Facebook tidak mau berkomentar banyak tentang kasus tersebut. "Kami tahu bahwa si seniman itu sudah minta maaf. Kami tak perlu membahasnya lagi," kata juru bicara Facebook, mewakili Zuckerberg.
Karikatur itu muncul setelah Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai Rp 223 triliun beberapa waktu lalu. Beberapa orang menilai Mohr tidak menyadari sebelumnya bahwa tindakannya itu bisa memunculkan kesalahpahaman dan dikritik banyak orang.
RINDU P HESTYA | FOX NEWS
Berita Lain:
CEO Path: Pengguna Indonesia Nomor 1 di Dunia
Angka Pengapalan Perangkat Android di Indonesia Turun
WhatsApp Siapkan Pesan Suara Bersama Facebook
Perusahaan Indonesia Abaikan Sistem Keamanan IT
Bakrie Investasi, Morin: Path Bukan untuk Politik