Di dalam penjara, Mandela belajar ilmu hukum dan Afrikaans, bahasa Jerman Barat yang dituturkan di Afrika Selatan dan Namibia, untuk berbicara dengan orang-orang sekitarnya. (Baca: Indonesia Berduka atas Wafatnya Nelson Mandela)
Pada 1980-an, slogan "Bebaskan Mandela" mulai menyebar untuk menuntut pembebasan pria kelahiran Mvezo, Afrika Selatan, itu. Namun upaya tersebut gagal karena sekutu perang dingin Afrika Selatan menilai Mandela sebagai teroris komunis.
Mandela akhirnya dibebaskan setelah tembok Berlin dihancurkan pada 8 Juni-8 Juli 1990. Setelah bebas, Mandela berperan penting dalam kesetaraan ras di Afrika Selatan dan menghapus apartheid atau politik diskriminasi warna kulit.
"Tidak ada orang yang lahir membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakang, atau agamanya. Orang belajar untuk membenci. Jika mereka bisa belajar untuk membenci, mereka dapat belajar untuk mencintai. Sebab, cinta datang lebih alami di hati manusia kepada lawannya," begitu kutipan perkataan Mandela tentang kesetaraan.
RINDU P. HESTYA | THE INDEPENDENT
Berita Lain:
Microsoft Berhentikan 18 Ribu Karyawan
Baterai Beri Sinyal iPhone 6 Tertipis
Kecanduan Game Bisa Bebas Wajib Militer?