TEMPO.CO, Cambridge - Tim riset produsen pesawat, Boeing, bersama dengan ilmuwan Cambridge University melakukan uji coba terhadap pesawat hybrid yang berbahan bakar minyak dari fosil. Pesawat ini diklaim sebagai yang pertama menggunakan bahan bakar non avtur.
“Bahan bakar dapat diisi ulang selagi pesawat sedang terbang,” tulis situs CNET, Rabu, 21 Januari 2015.
Pesawat yang diuji merupakan jenis pesawat ringan, dengan bobot hanya 140 kilogram. Ini dapat bekerja secara otomatis tanpa dikemudikan pilot. Penggunaan bahan bakarnya diklaim 30 persen lebih sedikit dibandingkan pesawat sejenis.
Selain memanfaatkan minyak dari fosil, pesawat ini mengandalkan tekologi baterai. Baterai yang digunakan berbahan lithium-polymer seperti yang ada pada laptop.
“Teknologi baterai masih menjadi andalan kendaraan hybrid, seperti pada mobil serupa yang sudah ada dalam sepuluh tahun terakhir,” ujar ketua tim dari Departemen Teknik Cambridge, Paul Robertson.
Adapun mesinnya merupakan buatan Honda yang dikombinasikan dengan 10 kilowatt motor dan generator. Seperti pada kendaraan listrik, pada saat cruising, tidak banyak tenaga yang dibutuhkan.
Terdapat pengaturan pada mesin untuk meminimalkan penggunaan bahan bakar. Caranya dengan memilih ke fitur generator mode. Mesin dan motor akan bekerja cepat secara bersamaan pada saat lepas landas Sebabnya, proses lepas landas membutuhkan tenaga paling besar.
Uji coba dilakukan di Sywell Aerodrome, tidak jauh dari kota Northampton, Inggris. Tim menguji kemampuan pesawat, khususnya saat lepas landas dan mendarat. Pesawat terbang di ketinggian 1.500 kaki atau 460 meter.
“Misi kami adalah menemukan solusi inovatif dan teknologi untuk mengatasi tantangan serta mengembangkan lingkungan yang lebih baik,” ucap perwakilan Boeing, Marty Bradley.
Kendaraan hybrid dianggap sebagai elemen penting dalam suatu riset. Bradley mengatakan, uji coba sebagai pertimbangan untuk melihat kemungkinan penerapan teknologi ini di masa mendatang.
CNET | SATWIKA MOVEMENTI