TEMPO.CO, Austin - Teknologi berbasis mesin cetak tiga dimensi atau 3D printing diprediksi bakal mendominasi multi-industri pada tahun ini. Teknologi tersebut memungkinkan pencetakan dalam waktu yang lebih singkat dibanding produksi barang lewat pabrik. Mesin cetaknya pun kini mulai menjamur di kalangan konsumen perorangan.
Sebelumnya, 3D printing identik dengan industri arsitektur, khususnya dalam pembuatan maket bangunan. “Kini 3D printing memegang peranan penting dalam perkembangan industri di masa mendatang,” ujar Eddie Krassenstein, penulis artikel dalam situs 3D Print, Jumat, 13 Maret 2015.
Berbagai industri pun merasakan manfaat kehadiran teknologi tersebut. 3D printing dapat meringankan pekerjaan para kru film dalam membuat properti. Sebagai contoh, kostum untuk film action sebelumnya dibuat dan dirancang secara manual. Kini kostum jagoan film Iron Man dirancang dan diproduksi menggunakan 3D printing.
3D printing juga dimanfaatkan para sineas dalam menciptakan efek visual. “Ini lebih efisien dan tidak perlu melalui proses penyuntingan yang melelahkan,” kata Krassenstein.
Pihak yang juga diuntungkan berkat kehadiran teknologi ini adalah pegiat fashion. 3D printing memungkinkan pakaian yang dirancang sangat tepat sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya. Pemanfaatan 3D printing ini kemungkinan segera diadaptasi produsen gawai dalam menciptakan produk, khususnya perangkat siap pakai (wearable device).
Para seniman pun memanfaatkan 3D printing untuk menciptakan patung dan merancang properti ruangan. Sedangkan pada bidang kesehatan, 3D printing digunakan untuk pencetakan prototipe gigi dan tulang.
3D printing juga mulai digemari pelaku industri makanan. Tentu saja, materialnya terbuat dari bahan makanan, misalnya cokelat, gula, dan tepung. “Para pakar kesehatan sedang meneliti kemungkinan membuat makanan lezat dengan campuran nutrisi sehat lewat 3D printing,” ujar Krassenstein.
Adapun 3D printing menjadi salah satu topik yang dibahas dalam ajang musik, seni, dan teknologi SXSW yang digelar pada 18-22 Maret di Austin, Texas, Amerika Serikat. Sejumlah pakar 3D dan pelaku industri berpartisipasi dalam diskusi tersebut.
3D PRINT | SATWIKA MOVEMENTI