TEMPO.CO, Perth - Jutaan orang di seluruh dunia merayakan Paskah pada akhir pekan lalu. Sementara itu, ada cerita menarik lain tentang Paskah, yakni penemuan bakteri Helicobacter pylory.
H. pylori menginfeksi lebih dari setengah populasi dunia. Banyak orang membawa bakteri ini, tapi mereka tak mengetahui hal tersebut. Ternyata, bakteri ini menjadi penyebab di balik munculnya bisul dan kasus kanker perut.
Bakteri ini bermula dari Afrika, dan baru diketahui pada 1980. "Awalnya bakteri berbentuk spiral ini bersembunyi di dalam perut, tak dikenal," ujar Robin Warren, pakar patologi di Rumah Sakit Royal Perth, Australia, seperti dikutip dari Live Science.
Setelah 33 tahun penemuan, Warren meneliti bakteri ini. Dia mengambil sampel bakteri ini dari pasien borok dan kanker di perut.
Awalnya, penelitian yang dilakukan bersama Barry Marshall ini tidak berhasil menumbuhkan bakteri untuk melihat tumbuh-kembangnya. Karena tak tumbuh, jenis bakteri Campylobacter akhirnya dimusnahkan setelah didiamkan selama dua hari.
Penelitian tersebut dilakukan pada 2002 dan diterbitkan dalam jurnal Cell. Setelah delapan tahun, Warren dan Marshall kembali meneliti bakteri tersebut. "Masih tak tampak apa-apa," ujar Marshall. Tapi, saat sedang liburan Paskah pada 2002, bakteri ini tumbuh lebat.
Banyak dokter mengatakan maag merupakan dampak stres, gaya hidup, atau makanan pedas. Mitos tersebut mungkin masih bertahan hingga kini.
Marshall dan Warren menerima ejekan saat menolak mitos ini dan berpendapat bahwa tukak lambung serta kanker usus disebabkan oleh infeksi bakteri. Keduanya mampu mempertahankan argumen mereka melalui eksperimen lanjutan, termasuk infeksi bakteri H. pylori yang dialami Marshall.
Dalam dekade berikutnya, setelah 2002, puluhan ribu makalah akademis tentang H. pylori diterbitkan. Mulai dari analisis berbagai strain bakteri, sampai penjajahan H. pylori ke Kepulauan Oseania di Samudra Pasifik 30 ribu tahun silam. Marshall dan Warren hanya "tertawa" melihat itu.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa mikroba mungkin memainkan peran evolusi kemampuan bakteri hingga ke level membunuh manusia. Bakteri ini bahkan ditemukan di dalam jaringan lambung sesosok mumi berumur 600 tahun yang ditemukan di Meksiko.
Marshall dan Warren mendapat ganjaran penghargaan Nobel tahun 2005 dalam bidang kedokteran atas temuan H. pylori mereka. Berkat temuan mereka, tukak lambung sekarang dapat disembuhkan dengan obat pengurai dan antibiotik.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB