Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Biji Partikel Bisa untuk Terapi Kanker  

image-gnews
Pemeriksaan secara gratis yang digagas oleh RSUD Dr Soetomo dan CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini sebagai kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal gejala dan pengobatan kanker serviks. TEMPO/Fully Syafi
Pemeriksaan secara gratis yang digagas oleh RSUD Dr Soetomo dan CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini sebagai kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal gejala dan pengobatan kanker serviks. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Nusa Dua - Pernah mendengar kata biji partikel? bentuknya tabung kecil seukuran anak kuku (0,3 milimeter). Oleh Modern Cancer Hospital Guangzhou, benda mungil ini dijadikan alat terapi kanker dengan mengambil prinsip kemoterapi dan radioterapi.

"Kami menggunakan Iodine 125 yang dimasukkan dalam biji partikel," kata Profesor Peng Xiaochi dari Modern Cancer Hospital Guanzhou dalam acara Forum Akademi Tumor Minimal Invasif ASEAN Pertama di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 11 April 2015.

Iodine 125 merupakan zat radioaktif yang memiliki waktu paruh 60 hari. Fungsinya, kata Peng, akan menyerang sel kanker serupa dengan prinsip radioterapi yaitu menyinari.
Secara bersamaan, dalam biji partikel tersebut, dimasukkan juga obat-obatan kemoterapi. Pancaran radiasi sepanjang 1,8 sentimeter. Sehingga, menurut Peng, keuntungannya tidak akan menyerang sel-sel yang sehat di sekitar sel radikal kanker.

Prinsip kerjanya, Peng menguraikan, pasien akan ditembakkan biji-biji partikel ke sel kanker. Jumlahnya tergantung keparahan sakitnya. Antara lima hingga dua ratus biji, sekali tindakan.

Komposisinya terdiri dari kombinasi biji partikel untuk kemoterapi dan radioterapi. "Kalau sekalian ditanamkan bisa menaikkan kemampuan membunuh sel," katanya.

Cukup tiga puluh menit saja, pasien disuntikkan biji-biji ini. "Rampung prosedur, bisa langsung pulang." Ia mengklaim dengan terapi ini, hampir 90 persen pasien tidak usah kembali lagi. Soalnya, sel kanker mereka sudah mengecil atau hilang. Sisanya memang perlu penanaman lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Total perlu dua bulan, biji-biji ini harus bertahan di tubuh pasien. Kurun tersebut sesuai masa paruh Iodin 125 yang selama 60 hari. Selama periode tersebut, menurut Peng, bahan partikel yang berasal dari campuran polimer alami dan polimer sintetis dijamin aman dalam tubuh.

Waktu masa paruh sudah habis dan radioaktif tidak bereaksi lagi, selongsong biji tetap tertinggal di dalam tubuh. Wadah biji ini, menurut Peng, ada yang harus membawanya seumur hidup. Ada pula yang bisa keluar lewat batuk untuk kanker paru dan lewat feses untuk pasien kanker usus.

Terapi biji ini, kata dia, bisa dipakai untuk hampir semua jenis kanker. Cuman para dokter di Modern Hosptal belum mencobanya untuk kanker otak. Untuk menjalani terapi ini dibutuhkan sekitar Rp 1 juta dengan biaya tindakan sekitar Rp 6 juta.

DIANING SARI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terdapat 230 Ribu Kematian Akibat Kanker, Kemenkes Kampanyekan Vaksinasi HPV

10 jam lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Terdapat 230 Ribu Kematian Akibat Kanker, Kemenkes Kampanyekan Vaksinasi HPV

Budi meluncurkan serangkaian inisiatif yang bertujuan meningkatkan akses terhadap deteksi dini kanker dengan mengandalkan kemitraan internasional.


4 Hal Penting yang Dianjurkan Peneliti Demi Turunkan Risiko Kanker

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
4 Hal Penting yang Dianjurkan Peneliti Demi Turunkan Risiko Kanker

Para peneliti di Mass General Brigham menyebut empat strategi spesifik untuk menurunkan risiko kanker. Berikut pendapat pakar.


Urolog Minta Pria 45 Tahun ke Atas Rutin Periksa Kanker Prostat

2 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Urolog Minta Pria 45 Tahun ke Atas Rutin Periksa Kanker Prostat

Spesialis urologi mengingatkan laki-laki yang telah menginjak usia 45 tahun harus melakukan pemeriksaan kanker prostat, ini alasannya.


Bintang Broadway Gavin Creel Berpulang di Usia 48 Tahun karena Kanker Langka

2 hari lalu

Gavin Creel. Foto: Instagram.
Bintang Broadway Gavin Creel Berpulang di Usia 48 Tahun karena Kanker Langka

Aktor Gavin Creel berpulang pada usia 48 tahun akibat kanker langka. Kepergiannya sangat mengejutkan Broadway.


Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

5 hari lalu

Ilustrasi cuci muka. Shutterstock
Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

Dokter kulit mengatakan penggunaan hidrokuinon dengan kadar tinggi dapat menyebabkan efek jangka panjang, salah satunya potensi kanker.


Masyarakat Diminta Rajin Periksa Kesehatan Cegah Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Masyarakat Diminta Rajin Periksa Kesehatan Cegah Kanker

Kemenkes masyarakat rajin memeriksakan kesehatan seiring pergeseran penyakit tidak menular, termasuk kanker, yang semakin besar.


Isu Bahaya BPA Bagi Kesehatan? Ini Kata Ahli

7 hari lalu

Ilustrasi wanita minuma air mineral atau air putih. shutterstock.com
Isu Bahaya BPA Bagi Kesehatan? Ini Kata Ahli

Belum ada konsensus bahwa BPA menyebabkan diabetes atau kanker. Simak kata ahli.


Mitos Terkait Kanker yang Perlu Diluruskan, Termasuk Minum Kopi

7 hari lalu

Ilustrasi pria  minum kopi. fadquip.com
Mitos Terkait Kanker yang Perlu Diluruskan, Termasuk Minum Kopi

Dokter meluruskan beberapa mitos yang berkembang di masyarakat tentang kanker, termasuk kopi yang disebut mencegah kematian karena kanker.


5 Pertanyaan soal Kanker Prostat dan Jawabannya

11 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
5 Pertanyaan soal Kanker Prostat dan Jawabannya

Satu dari delapan pria disebut terdiagnosa kanker prostat dan risiko lebih tinggi pada lansia. Berikut yang perlu diketahui soal kanker prostat.


Pasien Kanker Payudara Diminta Tak Mudah Percaya Informasi yang Tidak Terbukti

12 hari lalu

Ilustrasi peduli kanker payudara. Shutterstock
Pasien Kanker Payudara Diminta Tak Mudah Percaya Informasi yang Tidak Terbukti

Informasi di media sosial dan internet bisa menyesatkan dan membuat takut pasien kanker payudara untuk mendapatkan pengobatan.