TEMPO.CO, San Francisco - Sebuah layanan e-mail bernama Dmail menyajikan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengontrol pesan-pesan yang dikirim melalui Gmail. Layanan ini mampu membuat e-mail yang telah dikirim hancur dengan sendirinya.
Dengan Dmail, pengguna dapat mencabut akses ke e-mail terkirim tersebut setiap saat, dan dapat mencegah penerima melakukan pengiriman lebih lanjut dari e-mail tersebut.
Ide layanan baru itu muncul dari tim yang mengelola layanan bookmark Delicious. Delicious dijual oleh pemiliknya, yang juga pendiri YouTube, Chad Hurley dan Steve Chen, ke Science Inc, perusahaan investasi teknologi yang dijalankan oleh mantan Presiden MySpace, Mike Jones. Bersama Delicious, Science berinvestasi pada sejumlah startup, seperti FameBit dan Hello Society, melalui anak perusahaannya, Science Media Group.
Aplikasi pencabut e-mail telah ada, tapi memiliki banyak kekurangan. Misalnya pengguna Microsoft Outlook di perusahaan yang menggunakan Exchange Server dapat me-recall e-mail, tapi fungsi ini tidak berjalan dengan alamat di luar organisasi.
Sementara itu, Gmail sendiri memiliki fitur pembatalan ini--yang baru keluar dari Gmail Labs-–yang memungkinkan pengguna membatalkan e-mail yang dikirimkan beberapa detik setelah menekan "Send" dengan mengeklik "Undo Send" untuk membuat pesan kembali ke Draft. Namun opsi undo Gmail ini dibatasi maksimal 30 detik.
Dengan Dmail, pengguna dapat menghancurkan sebuah e-mail yang dikirim setiap saat. Produk ini bekerja lewat ekstensi pada peramban Google Chrome yang hanya perlu diinstal oleh pengirim e-mail.
Setelah ekstensi itu diinstal, pengguna memiliki pilihan baru dalam antarmuka "Compose" Gmail, yang memungkinkannya mengubah layanan Dmail menjadi "Off" atau "On". Ketika memilih "On", pengguna dapat menentukan menjelang e-mail dikirim apakah e-mail hancur dalam satu jam, satu hari, seminggu, atau "Never”. Jika pengguna memilih "Never", nantinya bisa masuk ke folder pesan terkirim dan mengeklik "Revoke Email" untuk menghapus akses ke e-mail dari semua penerima.
Yang memudahkan dalam Dmail yakni penerima tidak harus menggunakan layanan ini agar aplikasi tersebut bekerja. Jika penerima tidak menginstal aplikasi itu, mereka akan menerima e-mail yang menyatakan: "Pesan ini dikirim menggunakan Dmail. Untuk melihat pesan ini, cukup klik tombol di bawah."
Jika mengklik tombol "View Message" penerima akan diarahkan ke tampilan web tempat mereka dapat membaca e-mail tersebut. Namun, jika telah menginstal aplikasi itu, mereka dapat membaca pesan itu pada Gmail.
Ketika pengirim mencabut e-mail dengan menekan “Revoke Email", penerima yang menginstal aplikasi itu akan melihat pesan yang berbunyi: "Pesan ini telah hancur dan tidak lagi tersedia". Mereka yang tidak menginstalnya masih bisa mengecek e-mail itu dan mengeklik “View Message”, tapi mereka akan melihat pesan "Message Unavailable".
Pembuatnya mengatakan Dmail dienkripsi menggunakan algoritma enkripsi 256-bit standar. "Ketika pengguna mengirimkan Dmail, tubuh e-mail dienkripsi secara lokal pada komputer pengguna," ujar Eric Kuhn, yang memimpin produk Dmail.
"Sebuah salinan e-mail terenkripsi dikirim ke datastore yang dikendalikan Dmail. Penerima e-mail tersebut dikirimi lokasi data store serta kunci untuk melihat pesan terenkripsi," katanya. "Baik server Gmail maupun Dmail tidak menerima kunci deskripsi dan pesan terenkripsi itu. Hanya penerima dan pengirim yang dapat membaca e-mail itu," kata Kuhn.
ERWIN Z. | TECHCRUNCH