Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan Resmikan Parangtritis Geomaritime Science Park

Editor

Erwin prima

image-gnews
Sri Sultan Hamengku Bawono menyampaikan pidato pada acara peringatan Jumenengan Dalem di Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Sri Sultan HB X dinobatkan sebagai Raja Mataram Islam sejak 7 Maret 1989. TEMPO/Pius Erlangga.
Sri Sultan Hamengku Bawono menyampaikan pidato pada acara peringatan Jumenengan Dalem di Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Sri Sultan HB X dinobatkan sebagai Raja Mataram Islam sejak 7 Maret 1989. TEMPO/Pius Erlangga.
Iklan

TEMPO.CO, Bantul: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan pembentukan Parangtritis Geomaritime Science Park pada Jumat sore, 11 September 2015. Lembaga ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Informasi Geospasial, Fakultas Geografi UGM, Pemerintah DI Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Pembentukannya juga akan dibarengi dengan revitalisasi Laboratorium Geospasial Parangtritis dan restorasi kawasan gumuk pasir yang kini terancam rusak. Setelah peresmian itu, pemasangan patok pembatas zona inti gumuk pasir seluas 141 hektare juga dilakukan.

Saat meresmikan lembaga baru ini, Sultan mengaku gembira karena sudah lama menunggu ada pembentukan pusat riset di kawasan bentang alam yang potensial menjadi area wisata itu.


Ke depan, Sultan menambahkan, juga terbuka peluang untuk pembentukan lembaga serupa berbasis studi karst dan vulkanologi. "Tapi, mungkin pembentukan science park dan vulkanologi, seperti usulan UGM, masih butuh waktu lama," kata dia.

Sultan menegaskan penetapan batas zona inti gumuk pasir akan diikuti dengan pembersihan permukiman dan pepohonan serta aktivitas lain yang mengganggu pelestarian zona inti gumuk pasir.


Beberapa kali Sultan mengulang pernyataan yang meminta lurah dan kepala dukuh di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabaupaten Bantul agar aktif mencegah kerusakan kawasan geoheritage tersebut. "Lurah dan dukuh di sini harus mencegah ada permukiman dan aktivitas lain yang mungkin bisa merusak gumuk pasir," kata Sultan.

Selama ini, dalam catatan Tempo, masa depan kawasan gumuk pasir Parangtritis terancam karena banyak pohon, khususnya cemara udang, bertebaran di kawasan ini. Selain itu, sejumlah permukiman liar juga terbangun di sekitar zona inti gumuk pasir. Paling parah, sampai sekarang ada puluhan kolam tambak udang yang masih beroperasi di dekat maupun di dalam zona inti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fenomena ini bisa menghambat pembentukan barchan atau bukit gumuk pasir dengan bentuk puncak serupa bulan sabit. Sebabnya, pohon, bangunan dan tambak udang bertebaran di jalur lorong angin yang selama ini berhembus dari laut dan membawa material pasir halus pembentuk gumuk.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir yang datang di peresmian itu berharap Parangtritis Geomaritime Science Park bisa menjadi pusat informasi geospasial tentang kelautan dan pesisir bagi publik.


Menurut dia lembaga ini tak hanya layak menyediakan informasi memadai mengenai proses pembentukan gumuk pasir secara ilmiah bagi wisatawan. "Bisa juga menyediakan informasi bagi nelayan tentang lokasi perairan yang banyak plankton dan ikan," kata dia.

Adapun Koordinator Laboratorium Geospasial Parangtritis, Retno Wulan memerinci kawasan gumuk pasir akan terbagi dari tiga bagian. Kawasan ini terdiri dari 141 hektare zona inti, 95 hektare kawasan terbatas dan 111 hektare wilayah penyangga. "Zona inti harus segera bersih dari pepohonan, bangunan dan tambak," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

4 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

11 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

38 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

43 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

45 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

49 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

53 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.