Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hilang Puluhan tahun, LIPI Temukan Kembali Spesies Ular Ini

Editor

ursul florene

image-gnews
Seekor ular piton berukuran besar berhasil menangkap dan menelan hidup-hidup, seekor possum atau mamalia pohon berukuran kecil. Kejadian mengerikan ini terjadi di Pantai Utara Sydney, Australia, 13 Oktober 2015. Dailymail
Seekor ular piton berukuran besar berhasil menangkap dan menelan hidup-hidup, seekor possum atau mamalia pohon berukuran kecil. Kejadian mengerikan ini terjadi di Pantai Utara Sydney, Australia, 13 Oktober 2015. Dailymail
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendapat kejutan saat meneliti flora dan fauna di Pulau Enggano, Bengkulu, Sumatera. Seekor ular yang lama tak ditemukan selama 80 tahun, berhasil mereka dapatkan di salah satu hutan yang mereka teliti.

“Saya tak menyangka, ular ini ada di belakang saya saat tengah meneliti di pinggiran hutan,” kata ketua tim peneliti Amir Hamidy di Jakarta pada Kamis, 5 November 2015. Sejauh ini, baru satu individu ular Coelognatus enggano ini yang berhasil ia temukan.

C. enggano merupakan spesies ular pemakan tikus, atau rat snake, dengan panjang tubuh dewasa sekitar 1,5-2 meter. Menurut Amir, spesies ular ini pertama ditemukan oleh peneliti Italia, Vinciguera, pada tahun 1837. Jumlah yang terlihat saat itu pun tak banyak, hanya 3 ekor. Setelah penemuan ini, tak terdengar lagi penemuan ular tikus ini.

Lama berselang, nama ular ini kembali muncul. Seorang peneliti asal Belanda, de Jong, menemukan 3 individu pada tahun 1936. Olehnya, spesimen ini diboyong dan dipajang di Museum Zoologi di Bogor. Pelbagai survey di Enggano pun dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang binatang melata ini. Sayang, setelah penemuan de Jong, tak ada lagi penemuan C. enggano terdengar. Akhirnya, pada 2015 ini, Amir berhasil menemukan satu individu hidup.

“Keunikan ular ini terletak pada tubuhnya yang polos. Biasanya, ular tikus pasti memiliki corak atau pola tertentu,” kata Amir. Selain itu, ia menemukan ular ini tengah mencari mangsa pada malam hari. Biasanya, ular tikus cenderung aktif waktu siang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait kelangkaannya, Amir mengatakan ada 3 kemungkinan penyebab. Pertama,pooulasi menurun lantaran jumkah mangsa yang sedikit. “Konsumsi utama mereka adalah tikus, tapi di sini hanya ada dua jenis yang hidup. Teantu mereka sulit mendapat mangsa,” kata dia. Faktor kedua yang mengikuti adalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan penebangan hutan ilegal.

Kemungkinan ketiga, adalah masih sedikitnya riset yang dilakukan terhadap ular ini. Para peneliti kesulitan mendapat data tentang di mana populasi ular ini berkumoul, serta berapa jumlahnya. Amir mengakui, sensus ular memang menjadi tantangan sendiri dalam dunia peneliti makhluk hidup. Karena itu, begitu mendapatkan satu individu hidup, Amir langsung mengirimkan datanya ke IUCN.

“Soalnya, kalau dilihat di situs IUCN, ular ini juga statusnya masih data deficient. Jadi sulit juga unetuk menentukan apakah ular ini tergolong langka ataupun terancam punah,” kata dia.

URSULA FLORENE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

Logo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (lipi.go.id)
LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.


Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

27 Juli 2020

Pintu masuk Kebun Raya Purwodadi di jalan raya Pasuruan-Malang. TEMPO/Abdi Purmono
Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

Selain Kebun Raya Purwodadi, LIPI telah membuka kembali Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.


Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

29 Juni 2020

Jamur Enoki. onegreenplanet.org
Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

Peneliti LIPI mengatakan pengolahan dan penyimpanan yang baik dapat mencegah kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes di jamur enoki.


Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

5 Mei 2020

Petugas saat menunjukkan hasil swab penumpang KRL Commuterline usai menjalani test polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 Mei 2020. Pemkot Bekasi menggelar tes massal corona terhadap penumpang KRL Commuterline dengan menyiapkan 300 alat test PCR, tes secara massal tersebut dilakukan setelah tiga penumpang KRL dari bogor terdeteksi terpapar virus corona atau Covid-19. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

Bambang Brodjonegoro mengatakan alat pendeteksi Virus Corona alias COVID-19 baik berbasis PCR maupun non-PCR tengah dikembangkan di dalam negeri.


LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

18 Oktober 2019

Sejumlah profesor dan pegawai LIPI mengadukan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko ke Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Komisi VII DPR, Jakarta.
LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

LIPI akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena tentang pembentukan BRIN


Lorong Watu Spot Wisata Mungil di Bengkulu Utara

17 Juli 2019

Lorong Watu spot wisata tersembunyi di Kabupaten Bengkulu Utara. TEMPO/Parliza Hendrawan
Lorong Watu Spot Wisata Mungil di Bengkulu Utara

Ini bukan lorong waktu, tapi Lorong Watu alias gang batu. Air sungai yang jernih, menggerus batu membentuk koridor panjang.


Gempa di Bengkulu Utara Minggu Pagi Ini, Tak Berpotensi Tsunami

17 Maret 2019

Pusat gempa di Bengkulu Utara, Minggu, 17 Maret 2019, pukul 05,29 WIB. (BMKG)
Gempa di Bengkulu Utara Minggu Pagi Ini, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa berkekuatan M 5,5 terjadi di sekitar Bengkulu Utara, hari ini


Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

31 Januari 2019

Logo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (lipi.go.id)
Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

Menurut Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, reorganisasi internal sudah disetujui Kemenpan-RB.


2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

10 Desember 2018

Sejumlah ikan badut berada di sekitar anemon yang hidup di terumbu karang di wilayah peraian konservasi Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), Jepara, Jawa Tengah, 4 Agustus 2018. Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias. ANTARA FOTO/Aji Styawan
2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

Sejak tahun 1998, LIPI terlibat dalam kegiatan COREMAP.


Laksana Tri Handoko Dilantik Jadi Kepala LIPI yang Baru

31 Mei 2018

Laksana Tri Handoko dilantik sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang baru. Sebelumnya dia menjabat sebagai Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik. (Humas LIPI)
Laksana Tri Handoko Dilantik Jadi Kepala LIPI yang Baru

Sebelum menjadi Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko menjabat sebagai Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik.