TEMPO.CO, London - Burung beo, yang pandai menirukan suara manusia, ternyata juga memiliki selera musik sendiri. Ini terungkap dari penelitian terhadap tiga beo abu-abu Afrika (Psittacus erithacus) oleh ilmuwan dari Universitas Lincoln di Inggris. "Mereka dengan jelas menunjukkan preferensi. Yang satu suka musik yang ritmis, dan satu lagi lebih suka klasik," kata pemimpin penelitian, Franck Péron.
Kepada Leo, Zoé, dan Shango—nama tiga beo itu—diperdengarkan lagu-lagu berirama dari band U2, UB40, dan musikus Joan Baez. Mereka tampak menikmati. Leo, Zoé, dan Shango terlihat menari dan bernyanyi bersama, dengan nada penuh semangat dan sesekali mengucapkan lirik lagu.
Selanjutnya, kepada trio beo diperdengarkan beberapa lagu klasik yang kalem karya Bach. Péron mengatakan ketiga burung langsung terlihat lebih rileks saat mendengarkan musik klasik. "Mendorong mereka untuk beristirahat dan bersolek diri," ujarnya.
Kedua beo jantan—Léo dan Shango—kemudian ambil bagian dalam percobaan kedua. Mereka dihadapkan pada sebuah monitor layar sentuh yang terpasang di kandang. Pada layar tersebut, terdapat dua tombol besar yang dapat ditekan oleh paruh burung. Setiap tombol mengaktifkan cuplikan lagu berbeda selama 15 detik.
Layar sentuh itu ditinggalkan di kandang selama satu bulan. Léo dan Shango dibiarkan menyentuh layar dan memilih musik apa pun, kapan pun mereka inginkan.
Dari satu bulan masa percobaan, Péron mencatat, Léo dan Shango memainkan lagu lebih dari 1.400 kali. Meskipun kedua burung suka mendengarkan lagu bersama, Léo dan Shango memiliki lagu kesukaan yang berbeda.
Léo, misalnya, kerap memutar lagu I Don't Feel like Dancing, yang dinyanyikan grup Scissor Sisters. Sedangkan Shango lebih suka lagu La Petite Fille de la Mer, yang dibawakan artis Vangelis.
Péron mengatakan, dari berbagai genre musik yang diperdengarkan, kedua beo sama-sama tidak menyukai musik dansa elektronik, seperti lagu-lagunya Prodigy dan Chemical Brothers. "Mereka mulai berteriak tiap kali mendengarkan musik dansa elektronik. Itu membuat mereka takut dan tertekan," tutur Péron. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Applied Animal Behaviour Science.
APPLIED ANIMAL BEHAVIOUR SCIENCE | AMRI MAHBUB