Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Ini Teliti Soal Tumpukan Debu Sahara, Hasilnya...

image-gnews
Gurun Sahara. sci-news.com
Gurun Sahara. sci-news.com
Iklan

TEMPO.CO, New York - Jika rumah tampak lebih berdebu daripada biasanya, itu bukanlah refleksi dari kemalasan atau ketidakmampuan Anda membersihkan rumah. Sebuah studi menunjukkan bahwa jumlah debu di atmosfer memang telah berlipat ganda dibanding abad lalu.

Tak hanya membuat rumah dan segala isinya kotor, kenaikan jumlah debu yang dramatis itu juga mempengaruhi iklim dan ekologi di seluruh dunia. Debu ini bukan hanya sesuatu yang biasa kita bersihkan dari permukaan meja, tapi juga partikel halus yang mengambang di udara di lapisan atmosfer bumi dan berasal dari gurun-gurun di Afrika Selatan serta Timur Tengah.

Studi yang dipimpin oleh Natalie Mahowald, pakar ilmu kebumian dan atmosfer di Cornell University, tersebut menggunakan pemodelan komputer dan data yang tersedia untuk memperkirakan jumlah debu gurun, atau partikel tanah, di atmosfer sepanjang abad ke-20.Ini adalah penelitian pertama yang melacak fluktuasi partikel aerosol alami (bukan yang diakibatkan kegiatan manusia) di seluruh dunia selama satu abad.

Debu gurun dan iklim saling mempengaruhi secara langsung maupun tak langsung lewat berbagai sistem yang saling berkaitan. Debu, misalnya, membatasi jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi, sebuah faktor yang dapat menutupi efek pemanasan dari naiknya level karbon dioksida di atmosfer. Debu juga dapat mempengaruhi awan dan kuantitas air yang jatuh kembali ke bumi (presipitasi), yang memicu terjadinya kekeringan, yang pada akhirnya menyebabkan pembentukan gurun dan lebih banyak debu lagi.

Proses kimia lautan juga terlibat dalam cara yang rumit. Debu adalah sumber utama zat besi, yang sangat vital bagi plankton dan organisme lain yang menarik karbon dari atmosfer.

Untuk mengukur fluktuasi dalam debu gurun selama seabad, para ilmuwan mengumpulkan data dari pengeboran inti es, sedimen danau, dan terumbu karang, yang masing-masing menyimpan informasi tentang konsentrasi debu gurun di kawasan itu pada masa lampau. Data setiap sampel itu kemudian dihubungkan dengan daerah asal debu. Dari informasi tersebut, para ilmuwan menghitung tingkat pengendapan debu selama itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan mengaplikasikan komponen sistem pemodelan komputer yang disebut sebagai Community Climate System Model, tim Mahowald merekonstruksi pengaruh debu gurun terhadap temperatur, kuantitas air yang jatuh kembali ke bumi, endapan zat besi laut, dan penangkapan karbon terrestrial selama satu abad.

Di antara hasil yang mereka peroleh, para ilmuwan menemukan bahwa perubahan temperatur dan presipitasi regional menyebabkan penurunan penangkapan karbon terrestrial global sebesar 6 parts per million (ppm) selama abad ke-20. Simulasi itu juga memperlihatkan bahwa debu yang mengendap di laut meningkatkan penangkapan karbon dari atmosfer sekitar 6 persen, atau 4 ppm, selama periode yang sama.

Berbeda dengan mayoritas riset lain tentang dampak partikel aerosol terhadap iklim yang hanya difokuskan pada aerosol anthropogenic, yang dilepaskan kegiatan manusia lewat pembakaran, kata Mahowald, studinya juga menitikberatkan peran penting aerosol alami. "Kini kami mempunyai sejumlah informasi tentang bagaimana debu gurun berfluktuasi," katanya. "Hal itu benar-benar membawa dampak besar untuk memahami sensitivitas iklim, dan kami sangat membutuhkan lebih banyak data dari berabad-abad lalu."

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes pro-Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/David  Swanson
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza


Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya


Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

2 hari lalu

Jaksa Karim Khan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). REUTERS
Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)


Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

2 hari lalu

Direktur CIA William Burns berbicara selama sidang Komite Intelijen DPR AS tentang ancaman di seluruh dunia, di Washington, D.C., AS, 15 April 2021. [Tasos Katopodis/Pool via REUTERS]
Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.