TEMPO.CO, Stockholm - Seorang ilmuwan Jepang dianugerahi Hadiah Nobel tahun ini dalam bidang kedokteran. Yoshinori Ohsumi telah menemukan bagaimana sel melakukan detoksifikasi dan memperbaiki diri.
Yoshinori Ohsumi menerima penghargaan atas penelitian yang dipimpinnya untuk memahami peran autophagy dalam banyak proses fisiologis, seperti respons terhadap infeksi. Penelitian Yoshinori menguak mekanisme yang mendasari autophagy sebagai sebuah proses mendasar di mana sel-sel menurunkan, mendaur ulang, dan memperbaiki diri.
Ahli biologi sel Jepang itu menggunakan ragi roti untuk mengidentifikasi gen penting bagi proses ini. Ternyata, mekanismenya hampir identik dengan yang terjadi pada manusia. Autophagy pertama kali diusulkan sebagai konsep pada 1960, ketika Yoshinori mengamati bahwa sel dapat menghancurkan diri sendiri. Penemuan ini penting bagi pemahaman manusia tentang proses autophagy.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mutasi pada gen yang bertanggung jawab untuk autophagy dapat menyebabkan penyakit genetik dan gangguan dalam proses autophagy terkait dengan penyakit Parkinson, diabetes tipe 2, dan kanker. Autophagy juga diduga menjadi mekanisme penting untuk menangkal beberapa konsekuensi negatif dari penuaan.
NOBEL.ORG | ANTO