TEMPO.CO, San Francisco - Eugene Kaspersky, CEO dan pendiri perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab, mengatakan dirinya akan memperbolehkan pemerintah Amerika Serikat untuk memeriksa source code produk-produk perusahaannya untuk membuktikan bahwa Kaspersky Lab tidak memiliki keterkaitan dengan pemerintah Rusia.
CEO tersebut menyatakan kesediaannya untuk mematuhi pemerintah Amerika Serikat setelah perusahaannya mendapat kecaman dari beberapa pejabat Amerika Serikat. Para pejabat tersebut merasa tidak nyaman dengan hubungan dekat antara Kaspersky dan Kremlin.
Baca: Serangan Ransomware WannaCry, Kaspersky: Indonesia Terparah Kedua
“Apabila Amerika Serikat membutuhkan, kami bisa membuka source code-nya,” kata Kaspersky kepada Associated Press sebagaimana dikutip IBTimes, Senin 3 Juli 2017. “Apapun yang bisa saya lakukan untuk membuktikan kami tidak melakukan kejahatan akan saya lakukan,” katanya. Dia juga menawarkan untuk memberikan kesaksian di depan anggota parlemen Amerika Serikat.
Sikap kooperatif Kasperksy muncul setelah peningkatan pengawasan diterapkan kepada perusahaan itu. Pejabat intelijen Amerika menyarankan Kongres tidak menggunakan produk-produk Kasperksy dan parlemen Amerika telah mulai mempertimbangkan kemungkinan untuk melarang Kaspersky dari Pentagon karena khawatir adanya keterlibatan perusahaan tersebut dengan pemerintah Rusia.
Tekanan terhadap Kasperksy dan perusahaan kemananannya meningkat pada minggu lalu ketika Federal Bureau of Investigation (FBI) mengunjungi sejumlah rumah karyawan Kasperksy. CEO Kasperky mengkonfirmasi bahwa kunjungan tersebut memang terjadi, namun ia tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh biro investigasi tersebut.
Menurut Kasperksy, kunjungan tersebut akan menyulitkan perusahannya untuk menjalin hubungan dengan FBI, yang berfungsi sebagai perantara ketika diperlukan kerja sama antara penegak hukum Rusia dan Amerika.
Sebagian besar kekhwatiran terhadap Kasperksy Lab berasal dari latar belakang Kasperksy. Pakar keamanan siber Kaspeksky pernah hadir di sebuah sekolah yang dikelola oleh KGB—badan kemananan utama Uni Soviet—dan bekerja untuk Kementerian Pertahanan Rusia.
Kaspersky menjadi subjek sebuah investigasi kontra-intelijen yang dirilis FBI pada 2012. Perusahaan tersebut diminta untuk menjadi informan oleh FBI untuk investigasi tersebut, tetapi Kasperksy menolak. Dipercaya bahwa investigasi tersebut tidak menghasilkan bukti untuk mendukung kecurigaan terhadap Kasperksy, namun hal itu tidak mencegah kekhawatiran tersebut terus berlanjut.
Menurut CEO Kasperky, perusahaannya mempertimbangkan terhadap adanya kemungkinan mantan agen intelijen dapat bekerja di perusahannya--seperti pada departemen penjualan— sehingga tidak mungkin bagi mereka untuk menyalahgunakan produk-produk perusahaan.
Meskipun terdapat beberapa skeptisisme terpendam di masyarakat dan pemerintah terhadap Kaspersky, perusahaan tersebut telah menciptakan sebuah tampilan global yang massif dengan perangkat lunak keamanan dan antivirusnya. Perusahaan tersebut memiliki lebih dari 400 juta pengguna di seluruh dunia, termasuk lebih dari 270 ribu klien perusahaan.
Awal tahun ini, pemerintah Rusia mendakwa seorang karyawan Kasperksy Lab bersama dua petugas Federal Security Service terkait pengkhianatan karena diduga bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat.
IB TIMES | NUR QOLBI | EZ