Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Ungkap Rahasia Kekuatan Beton Romawi Berusia 2.000 Tahun

Editor

Erwin prima

image-gnews
Penggalian sampel beton Romawi di Tuscany, 2003. Kredit: J.P. Oleson/Sciencealert
Penggalian sampel beton Romawi di Tuscany, 2003. Kredit: J.P. Oleson/Sciencealert
Iklan

TEMPO.CO, Salt Lake City - Salah satu misteri menarik dari Romawi Kuno adalah umur panjang yang mengesankan dari beberapa struktur beton pelabuhan mereka. Meskipun dihantam ombak lautan selama 2.000 tahun, struktur beton ini masih bertahan, sementara ramuan beton modern kita terkikis hanya selama beberapa dasawarsa.

Kini para ilmuwan telah menemukan bahan kimia luar biasa di balik fenomena ini. Ternyata,   beton Romawi tidak hanya bertahan lebih lama daripada yang bisa kita buat hari ini, tapi beton itu juga semakin menguat seiring berjalannya waktu.

Baca: Begini Penampakan Toilet Massal Romawi Kuno

Penelitian yang dipimpin oleh ahli geologi Marie Jackson dari University of Utah telah berhasil mengungkap misteri beton Romawi selama bertahun-tahun, dan sekarang mereka telah dapat memetakan struktur kristalnya, dan memikirkan secara tepat bagaimana bahan kuno ini menguat dari waktu ke waktu, sebagaimana dikutip sciencealert.com, Selasa 4 Juli 2017.

Beton modern biasanya dibuat dengan campuran semen portland, pasir silika, batu gamping, tanah liat, kapur tulis, dan bahan lainnya yang dilebur bersamaan pada suhu yang sangat panas. Dalam beton, pasta atau hasil campuran ini mengikat ‘agregat’ – potongan batuan dan pasir.

Agregat ini harus tidak aktif secara kimia, karena reaksi kimia yang tidak diinginkan dapat menyebabkan retak pada beton, menyebabkan erosi, dan runtuhnya struktur.

Tapi itu bukan cara kerja beton Romawi. Mereka diciptakan dengan campuran abu vulkanik, air kapur, dan air laut, kemudian membentuk reaksi kimia yang mungkin diamati oleh bangsa Romawi dalam deposit abu vulkanik yang disemen secara alami, yang disebut batuan tuff.

Dalam sebuah proyek penelitian sebelumnya yang dipimpin oleh Jackson, tim tersebut telah mengumpulkan sampel beton laut Romawi dari beberapa pelabuhan di sepanjangan pantai Italia.

Kini para peneliti telah memetakan sampel menggunakan mikroskop elektron. Dengan teknik canggih ini mereka bisa mengidentifikasi semua butir mineral yang dihasilkan beton kuno selama berabad-abad.

“Kita bisa masuk ke laboratorium alam kecil di dalam beton, memetakan mineral yang ada, suksesi kristal yang terjadi, dan sifat kristalografi mereka,” kata Jackson. “Sungguh menakjubkan apa yang bisa kami temukan.”

Jackson sangat tertarik dengan adanya aluminous tobermorite, mineral berbasis silika keras yang sebenarnya cukup langka dan sulit dibuat di laboratorium, tapi melimpah di beton kuno tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ternyata, aluminous tobermorite dan mineral terkait yang disebut phillipsite benar-benar tumbuh dalam beton berkat air laut yang mengalir di sekitarnya, kemudian perlahan memecah abu vulkanik di dalam dan memberi ruang untuk mengembangkan struktur yang diperkuat dari kristal yang saling terkait ini.

“Bangsa Romawi menciptakan beton mirip batu yang tumbuh subur dalam pertukaran kimia terbuka dengan air laut,” kata Jackson

Itu sangat gila, dan justru berkebalikan dari apa yang terjadi di beton modern, yang terkikis saat air asin menggerogoti baja dan menghilangkan senyawa yang mengikat bahan itu.

Membuat beton seperti cara bangsa Romawi akan menjadi anugerah bagi industri bangunan modern, terutama ketika menyangkut struktur pesisir, seperti dermaga yang terus-menerus dihantam ombak, atau laguna pasang surut untuk menanfaatkan energi dari ombak.

Tapi sayangnya resep beton kuno itu telah hilang seiring berjalannya waktu. Jadi, kita hanya bisa menciptakan kembali bahan kuno itu dengan merekayasa ulang berdasarkan apa yang telah diketahui dari sifat kimianya.

Tidak berarti  kita bisa mengganti semua semen dunia dengan ramuan kuno ini karena tidak di semua tempat kita dapat memperoleh bahan vulkanik yang tepat.

“Orang Romawi beruntung dengan jenis batu yang harus mereka gunakan,” kata Jackson. “Kita tidak tidak memiliki batu itu dalam jumlah yang banyak sehingga harus ada pengganti yang dibuat.”

Namun jika Jackson dan rekan-rekannya bisa memecahkan resepnya, insinyur kelautan modern dapat memanfaatkan potensi materialnya yang tidak memerlukan baja, bisa bertahan berabad-abad, dan membuat lebih sedikit emisi karbon. Penelitian ini dipublikasikan di American Mineralogist.

SCIENCE ALERT | MEIDIKA SRI WARDIANA | EZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

31 menit lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

5 jam lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

7 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

8 jam lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

21 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

21 jam lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

21 jam lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

23 jam lalu

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada anggota militer, petugas pertolongan pertama, dan keluarga mereka pada hari peringatan 22 tahun serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, 11 September. 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.


Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

1 hari lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.