Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Temuan Baru, Gigi Palsu Sudah Dipakai Sejak Empat Abad Lalu

image-gnews
Gigi Palsu Winston Churchill (foto: cnn.com)
Gigi Palsu Winston Churchill (foto: cnn.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para arkeolog yang menggali sebuah biara di kota kecil Lucca, Tuscany, Italia, menemukan gigi palsu unik berusia 400 tahun yang tampaknya merupakan pendahulu jembatan gigi modern.

Perkakas yang terdiri atas lima gigi, tiga gigi seri sentral dan dua gigi taring lateral dalam urutan yang secara anatomi salah. Gigi-gigi yang dikaitkan bersama dengan pengikat emas tersebut milik individu yang berbeda.


Untuk membuat gigi palsu tersebut, ujung akar masing-masing gigi dihilangkan dan bagian akarnya dipotong memanjang.

"Gigi-gigi itu lalu diluruskan dan lapisan emas tipis dimasukkan ke celahnya," kata Simona Minozzi dan Valentina Giuffra dari divisi paleopatologi Pisa University dalam jurnal Clinical Implant Dentistry and Related Research.



"Pemindaian Micro-CT menunjukkan adanya dua pin emas kecil yang dimasukkan ke tiap gigi menyilang akar, dan memasang gigi ke pengait emas internal," kata para peneliti.

Gigi palsu itu dipasang pada gigi individual lewat ujung berbentuk dua huruf S yang memiliki dua lubang kecil. Tali kemungkinan digunakan supaya gigi palsu tetap berada di tempat.



Menggunakan bantuan mikroskop elektron, para peneliti menemukan lapisan emas tersebut terbuat dari emas 73 persen, perak 15,6 persen dan tembaga 11,4 persen.


Alat untuk menahan gigi di satu tempat pernah digambarkan ahli bedah Prancis Ambroise Pare (1510-1590) yang menjadi dokter bedah untuk sejumlah raja Prancis dan juga Pierre Fauchard (1678-1761) yang disebut bapak kedokteran gigi modern.

Tetapi, hingga saat ini belum ada bukti langsung yang ditemukan mengenai awal pembuatannya.



"Ini merupakan bukti arkeologi pertama gigi paksu menggunakan teknologi pengikat emas untuk penggantian gigi yang hilang," kata Minozzi kepada Discovery News.

Ia mengatakan bahwa gambaran perangkat gigi abad 16 dan 17 serupa dengan perkakas yang digunakan bangsa Etruska lebih dari 2.500 tahun yang lalu.



"Gigi palsu emas ini jauh lebih rumit karena ada lapisan emas di dalam akar gigi dan gigi diblok dengan pin emas," kata Minozzi.

Gigi palsu yang ditemukan di biara S. Francesco di Lucca selama penggalian dua makam batu besar berisi jasad keluarga Guinigi, keluarga berkuasa yang memerintah kota dari 1392 sampai 1429.



Selama bertahun-tahun, jasad penerus generasi dimakamkan di tempat itu sehingga sulit menentukan tahun akurat asal alat tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Beberapa pecahan tembikar dan medali untuk pemujaan yang ditemukan di laporan stratigrafis yang sama berasal dari abad ke-17," kata para peneliti.



Gigi palsu itu ditemukan di antara sisa jasad 100 individu dan peneliti tidak dapat menemukan rahangnya, jadi tidak tahu milik siapa perkakas itu menurut Minozzi.

Minozzi dan koleganya berspekulasi orang tersebut mungkin kehilangan gigi karena pembusukan, infeksi gusi atau penuaan.



Hasil penelitian pada 100 kerangka di dalam makam itu mengungkapkan bahwa separuh dari mereka berusia 40 tahun lebih saat meninggal dan mungkin banyak yang sakit gigi.


"Di antara aristokrat Guinigi, keberadaan lubang gigi, periodontitis dan gigi yang hilang lebih dari dua kali lipat dibandungkan di antara penduduk Tuscan," kata Minozzi.

Meski tidak mengetahui siapa yang mengenakannya, para peneliti yakin gigi palsu itu sepenuhnya fungsional.

"Hitungan deposit yang melimpah pada gigi dan logamnya menunjukkan itu dipakai dalam waktu lama," kata Minozzi sebagaimana dikutip laman LiveaScience.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

13 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

32 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

34 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

37 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

38 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

38 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

55 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.