TEMPO.CO, San Francisco - Beberapa hari lalu Tempo memberitakan bahwa Regulator AS (FTC) telah menggugat Qualcomm terkait praktek anti-persaingan yang dibuat dengan Apple. Kontrak dilaporkan meliputi produksi iPhone dari 2011 hingga tahun lalu.
Menurut gugatan itu, Qualcomm setuju untuk menjadi penyedia chip baseband eksklusif bagi iPhone selama jangka waktu tersebut. Sebagai imbalannya, pembuat chip itu membebani Apple biaya royalti yang lebih rendah. Sementara tahun ini Apple menggunakan chip baseband dari Qualcomm dan Intel.
Baca:
Pesawat Boeing dan Airbus Ini Dirancang Atasi Jet Lag
Rusia dan AS Kerja Sama Luncurkan Misi Venus
Disebut Mirip Alien, Siput Berbulu Ditemukan di Australia
Menurut laporan Phonearena, Jumat 20 Januari 2017, Apple telah mengajukan gugatan terhadap Qualcomm dan menuduh perusahaan itu menahan US$ 1 miliar yang menurut Apple bahwa dana itu merupakan utang pembuat chip itu. Apple mengklaim bahwa ia telah terpedaya.
Dalam sebuah pernyataan, Apple mengklaim bahwa Qualcomm telah membangun bisnis dengan "taktik eksklusif dan royalti yang berlebihan." Sebagai bukti, Apple mencatat bahwa dia membayar Qualcomm lima kali lebih banyak dalam royalti dibandingkan perusahaan lain yang memiliki perjanjian lisensi paten seluler, digabungkan.
"Selama bertahun-tahun Qualcomm telah tidak adil memaksakan biaya royalti untuk teknologi yang tidak ada hubungannya dengan mereka. Semakin Apple berinovasi dengan fitur unik seperti TouchID, layar canggih, dan kamera, semakin banyak uang yang dikumpulkan Qualcomm tanpa alasan dan lebih mahal bagi Apple untuk mendanai inovasi ini.”
“Qualcomm membangun bisnis dengan berbagai standar, tapi memperkuat dominasinya melalui taktik eksklusif dan royalti yang berlebihan. Meskipun hanya satu dari selusin lebih perusahaan yang memberikan kontribusi untuk standar seluler dasar, Qualcomm bersikeras membebani Apple setidaknya lima kali lebih banyak dalam pembayaran dibandingkan semua penerima lisensi paten selular lain yang memiliki perjanjian, digabungkan," tulis Apple.
PHONEARENA | ERWIN Z