TEMPO.CO, Lumajang - Salvinia tampaknya masuk sebagai jenis tanaman air yang menjadi momok di Danau Ranupane, Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Keberadaan tanaman yang mengapung di permukaan danau dengan ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut ini telah mengancam habitat satwa, misalnya ikan, di danau seluas kurang lebih satu hektare ini.
Kepala Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II TN BTS di Kabupaten Lumajang, Anggoro Dwi Sujiarto, mengatakan dalam jumlah kecil, tanaman ini akan menyerap racun yang ada di danau.
"Namun dalam jumlah besar akan merugikan habitat satwa lainnya di danau ini," kata Anggoro kepada Tempo, Rabu, 4 Juli 2012.
Dalam beberapa bulan terakhir, tanaman Salvinia berkembang pesat di Danau Ranupane dan berupah menjadi parasit yang mengancam satwa lainnya. "Tidak hanya ikan saja yang terancam, keberadaan jasad renik yang ada di dalam danau ini juga terancam," ujar dia.
Sejak beberapa bulan terakhir ini, sejumlah relawan pencinta alam serta pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) secara rutin membersihkan tanaman ini dari Danau Ranupane.
Sebenarnya, Danau Ranupane bukan habitat Salvinia. Pasalnya, tumbuhan ini biasa digunakan sebagai tanaman hias di dalam akuarium.
Cara Salivinia bisa berkembang biak sangat pesat hingga menguasai hampir 80 persen permukaan Ranupane masih menjadi misteri hingga saat ini. "Belum ada yang tahu secara pasti bagaimana Salvinia ini bisa sampai ada di Danau Ranupane," kata Anggoro.
Menurut Anggoro, tanaman ini tidak bisa dengan sendirinya ada di Ranupane. Ada sejumlah kemungkinan hingga Salvinia ini sampai ada di Ranupane. "Bisa saja ada orang yang sengaja meletakkan Salvinia ini di Ranupane hingga kemudian bertumbuh-kembang secara pesat," katanya.
Hingga saat ini, kata Anggoro, Ranupane masih belum bersih 100 persen dari Salvinia. "Masih banyak dan memang memerlukan waktu agak lama agar Ranupane benar-benar bersih dari Salvinia," katanya. Anggoro menambahkan, pertumbuhan Salvinia ini menjadi sangat pesat lantaran Danau Ranupane ini dikelilingi perbukitan dengan tanah yang sangat subur. "Belum lagi pupuk kimia dari lahan pertanian penduduk yang menginfiltrasi danau ketika hujan," katanya.
Karena itu, kata dia, menjadi masuk akal ketika Salvinia ini kemudian tumbuh subur di Ranupane. Akar tanaman yang berakar rimpang ini bisa menancap dalam di dasar danau. "Kami sampai harus menariknya dengan kendaraan roda empat," katanya.
Selain itu, tumbuh sesaknya tanaman ini di Ranupane seolah tidak habis kendati ada upaya pembersihan terhadap tanaman ini. "Ketika diambil, kemudian muncul lagi dari dalam air," katanya.
Hal ini, kata Anggoro menjadi salah satu sebab terjadinya pendangkalan di Ranupane. Salvinia yang telah diangkat dari Ranupane oleh penduduk sekitar kemudian digunakan sebagai pupuk. "Mungkin sudah ratusan karung Salvinia yang berhasil diangkat dari Ranupane," kata Anggoro.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita terkait:
Kiamat Internet Enam Hari LagiBegini Cara Penjahat Cyber Kuras Uang Anda
Misteri Partikel Tuhan Segera Terjawab
Sebulan Terakhir, Pengguna Android 4.0 Melonjak
Diduga Jual BlackBerry Palsu, Toko Ponsel Disomasi
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya