Penelitian: Telinga Lebih Efektif Memahami Emosi daripada Mata

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Rabu, 11 Oktober 2017 20:01 WIB

Ronnie Wood, gitaris Rolling Stones memegang telinganya untuk mendengarkan suara dari penonton saat beraksi di The Cutting Room (7/11). Wood melakukan pertunjukan langka di Ruang Cutting untuk memainkan musik Jimmy Reed. AP/Evan Agostini

TEMPO.CO - Sebuah penelitian baru dari American Psychological Association menunjukkan bahwa mengandalkan kombinasi isyarat vokal dan wajah mungkin bukan metode yang paling efektif untuk memahami emosi atau niat orang lain, sebagaimana dilaporkan Livescience kemarin.

Sementara orang yang hanya berfokus pada mendengarkan suara orang lain - termasuk apa yang dikatakan orang tersebut dan isyarat vokal seperti nada, irama, kecepatan dan volume - dapat berempati dengan individu itu dengan lebih baik.

Baca: Penelitian: Tanaman Torbangun Berkhasiat Obati Diabetes

"Ilmu sosial dan biologi selama bertahun-tahun telah membuktikan keinginan mendalam individu untuk terhubung dengan orang lain dan serangkaian keterampilan yang dimiliki orang untuk membedakan emosi atau niat," kata penulis studi Michael Kraus, asisten profesor perilaku organisasi di Universitas Yale. "Tapi, dengan adanya kemauan dan keterampilan, orang sering secara tidak tepat merasakan emosi orang lain."

Dalam penelitian tersebut, para peneliti memeriksa bagaimana lebih dari 1.800 individu berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa peserta diminta untuk mendengarkan tapi tidak saling memandang, sementara yang lain diminta untuk melihat tapi tidak mendengarkan. Dan dalam beberapa kasus, para peserta diizinkan untuk melihat dan mendengarkan saat berkomunikasi satu sama lain.

Selain itu, beberapa peserta diminta pula mendengarkan interaksi yang direkam antara dua orang asing yang dibacakan dengan suara terkomputerisasi yang tidak memiliki perubahan komunikasi manusia biasa.

Rata-rata, penelitian ini menemukan bahwa peserta mampu menafsirkan emosi pasangan mereka lebih akurat saat mereka hanya mendengarkan dan tidak fokus pada ekspresi wajah. Selanjutnya, mendengarkan suara terkomputerisasi terbukti paling tidak efektif untuk mengenali emosi secara akurat.

LIVESCIENCE.COM | SALMA HABIBAH

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

13 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

18 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

18 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

26 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

34 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

40 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

48 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

49 hari lalu

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

49 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

52 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya