4 Pertanyaan untuk Vaksin Covid-19 AstraZeneca gara-gara Dosis Menyimpang

Reporter

Terjemahan

Jumat, 27 November 2020 16:13 WIB

Sejumlah sukarelawan menunggu namanya dipanggil saat akan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Jakarta - AstraZeneca dan University of Oxford menyadari telah memproduksi kesalahan dalam uji klinis vaksin Covid-19. Kesalahan itu diakui beberapa hari setelah mereka mengumumkan hasil sementara dari evaluasi uji klinis itu yang menyebut angka efektivitas 90 persen.

Kesalahan yang dimaksud adalah memberikan hanya setengah dosis vaksin di suntikan pertama kepada sebagian relawannya. Tapi, AstraZeneca-Oxford menyebut kesalahan itu adalah berkah. Efektivitas 90 persen justru didapat dari kelompok relawan yang kurang dosis tersebut.

Baca juga:
Agar Efikasi 62 jadi 92 Persen, AstraZeneca Siapkan Uji Tambahan Vaksin

Jika menghitung hasil sementara dari antara relawannya yang menerima dosis penuh vaksin, efektivitasnya justru hanya 62 persen. Angka 70 persen lalu dimunculkan sebagai nilai efektivitas rata-rata. Tapi, kronologis bagaimana AstraZeneca mengungkap adanya kesalahan itu dan angka-angka yang dipaparkan kadung menimbulkan banyak pertanyaan di antara para pakar lainnya.

Berikut beberapa pertanyaan itu di antaranya,

Advertising
Advertising

1. Apakah para penelitinya sengaja memberi setengah dosis?

Sebelum memulai riset uji klinis, para peneliti biasanya mengungkapkan seluruh langkah yang didesain untuk dilakukan dan bagaimana mereka akan melakukan analisis hasilnya nanti. Setiap deviasi dari protokol yang telah ditetapkan bisa berujung kepada hasil yang meragukan.

Dalam pernyataannya Rabu lalu, University of Oxford mengatakan beberapa ampul yang digunakan dalam uji klinis didapati tidak berisi jumlah yang tepat sehingga beberapa relawan akhirnya mendapatkan setengah dosis untuk disuntikkan. Oxford mengaku telah berdiskusi dengan regulator di negara di mana uji klinis itu dilakukan, dan mendapat persetujuan untuk menyelesaikan uji tahap akhir dengan membagi dua kelompok relawan. Menurut Oxford pula, kesalahan dosis vaksin juga telah langsung diperbaiki.

2. Bagaimana dengan hasil uji klinis itu sendiri?

Para ahli mengatakan, realtif kecilnya kelompok relawan yang menerima dosis lebih sedikit itu menyebabkan sulit untuk memastikan apakah efektivitas vaksin dalam kelompok itu nyata atau bias statistik saja. Seperti diketahui, AstraZeneca menuturkan, suntikan pertama berisi setengah dosis diterima 2.741 peserta uji klinis. Mereka baru mendapatkan dosis penuh di suntikan kedua. Sedang total peserta penerima dua kali suntikan dosis penuh sebanyak 8.895 orang.

Faktor lain: tidak ada peserta dalam kelompok penerima setengah dosis itu yang berusia lebih dari 55 tahun. Seperti diketahui, orang muda akan cenderung memiliki respon imun tubuh yang lebih kuat dari pada orang tua. Jadi, mungkin saja peserta usia muda berada di balik efektivitas 90 persen di kelompok itu, bukan jumlah dosisnya.

Baca juga:
Relawan Vaksin Covid-19 Meninggal di Brasil adalah Dokter Muda, Ini yang Terjadi

Yang juga dirasa membingungkan, seperti diungkap David Salisbury dari program kesehatan global di badan pemikir Chatham House, adalah keputusan AstraZeneca-Oxford menyimpulkan efektivitas rata-rata 70 persen. “Anda mengambil hasil dua studi pengguna dosis berbeda lalu muncul dengan sebuah hitungan yang tidak mewakili satupun di antara dua dosis itu."

3. Kenapa dosis lebih rendah di suntikan pertama bisa lebih efektif?

Para peneliti Oxford mengatakan kalau mereka belum bisa memastikannya dan sedang mencari tahu penyebabnya. Satu kemungkinannya adalah terkait pencarian jumlah dosis vaksin untuk memicu respons imun terbaik.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic

“Ini tepat di tengah-tengah dari jumlah dosis yang Anda inginkan, saya kira, tidak terlau sedikit dan tidak terlalu banyak," kata Sarah Gilbert, ilmuwan Oxford, sambil menambahkan, terlalu banyak dosis malah bisa memberi respons yang buruk.

4. Apa langkah berikutnya?

Detail dari hasil uji klinis akan dipublikasikan dalam jurnal medis dan tersedia untuk regulator sehigga mereka bisa memutuskan apakah akan memberi otorisasi untuk distribusi vaksin itu. Laporan nantinya akan termasuk di dalamnya data detail seperti demografi dan siapa saja yang jatuh sakit di setiap kelompok relawan, dan memberi gambaran komplet seperti apa efikasi vaksin yang ditawarkan.

Baca juga:
Total 20 Persen Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Demam Setelah Disuntik

Moncef Slaoui, Ketua Operation Warp Speed--program percepatan pengadaan vaksin Covid-19 di Amerika, mengatakan pada Selasa lalu akan menentukan seperti apa respons imun tubuh yang sebenarnya dihasilkan dari uji vaksin AstraZeneca. Amerika mungkin juga akan memutuskan agar AstraZeneca memodifikasi studinya di Amerika Serikat agar sejak awal melibatkan uji setengah dosis. "Tapi kami ingin itu berlandaskan data dan sains," katanya.

TIMES | REUTERS

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

8 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V

14 hari lalu

Pegadaian Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V

Pegadaian bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai Kementerian BUMN dan BUMN grup untuk menjadi relawan pada program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Relawan Bakti BUMN Batch V.

Baca Selengkapnya