Jerapah Kerdil Gimli dan Nigel di Habitat Liar Afrika, Bisakah Bertahan?

Reporter

Terjemahan

Rabu, 20 Januari 2021 10:45 WIB

Dwarf Giraffe. nytimes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti mengidentifikasi dua jerapah liar yang tingginya hanya sekitar 2,7 meter--atau separuh tinggi rata-rata jerapah pada umumnya. Satu jerapah itu yang dinamai 'Gimli'--nama yang diambil dari karakter dalam film trilogi Lord of the Rings, pertama kali terlihat pada 2015 di taman nasional di Uganda.

"Reaksi pertama saat itu adalah sulit percaya apa yang kami lihat," kata ketua tim peneliti, Michael Brown, seorang peneliti konservasi di Giraffe Conservation Foundation dan The Smithsonian Conservation Biology Institute, kepada The New York Times.

Kaki-kaki jerapah itu janggal karena pendek. Melihatnya, New York Times menulis, seperti ada seseorang yang memasangkan leher serta kepala jerapah pada badan kuda.

Pada 2018, para peneliti mendapati jerapah kerdil kedua, setinggi 2,6 meter, yang kemudian diberi nama Nigel. Berdasarkan laporan studi yang dipublikasi di jurnal BMC Researc Notes 30 Desember lalu, lokasinya adalah di sebuah perkebunan swasta di Namibia tengah.

Setelah mempelajari proporsi jerapah-jerapah itu dan membandingkan mereka dengan jerapah lainnya dengan umur yang sama, para penelitinya menyimpulkan kalau Gimli dan Nigel memiliki kelainan perkembangan tulang yang dikenal sebagai skeletal dysplasia. Kelainan ini yang kemudian menyebabkan mereka tumbuh kerdil.

Advertising
Advertising

Kekerdilan pernah ditemukan sebelumnya pada hewan domestik termasuk anjing, sapi, dan babi, tapi jarang ditemukan pada satwa liar. Gimli dan Nigel adalah juga dua jerapah pertama yang diketahui memiliki kelainan kerdil itu.

Sayangnya, tubuhnya yang pendek membuat mereka menjadi mangsa yang lebih mudah untuk para pemburunya di alam liar. "Karena mereka tak lagi memiliki kemampuan berlari dan menendang, dua taktik antipredator jerapah yang paling efektif," kata Brown.

Tambahan lagi, Gimli dan Nigel akan kesulitan untuk kawin karena hampir tidak mungkin untuk mereka mengawini jerapah betina normal yang tingginya bisa 4,3 meter. "Tambahan lagi kedua jerapah kerdil ini jantan semua," kata David O'Connor, presiden nonprofit Save Giraffes Now, kepada New York Times.

Gimli terakhir kali terlihat pada Maret 2017 dan Nigel pada Juli 2020. Para peneliti berharap bisa segera bertemu lagi dengan keduanya. Hal ini karena, secara keseluruhan, populasi jerapah telah jauh berkurang di Afrika selama beberapa dekade belakangan.

Baca juga:
Gajah Bostwana Mati Massal Karena Racun Bakteri dari Sumber Air

Giraffe Conservation Foundation memperkirakan hanya tersisa sekitar 11 ribu jerapah di habitat alam liarnya. "Fakta bahwa ini adalah deskripsi pertama jerapah kerdil adalah contoh lain tentang betapa sedikitnya yang sudah kita ketahui," kata Julian Fennessy, direktur dan pendiri GCF.

LIVESCIENCE

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

7 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

7 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

10 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

10 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

11 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

14 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

18 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

18 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

19 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya