6 Isu Seputar Polemik Vaksin Nusantara Gagasan Eks Menteri Kesehatan Terawan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Iqbal Muhtarom
Rabu, 24 Februari 2021 12:33 WIB
3. Perbedaan dari Vaksin Nusantara yang digagas Terawan dengan vaksin Covid-19 lainnya terletak pada motor aktivitasnya. Hal ini dijelaskan oleh Guru Besar dari Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom.
Menurutnya vaksin konvensional secara umum disuntikkan ke seseorang dengan antigen (virus inaktif atau subunit protein). Kemudian, tubuh dibiarkan melakukan proses pembentukan antibodi.
Sedangkan Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik yang disebut Nidom sebagai pabrik antibodi. Sel tersebut yang sudah dirangsang/digertak di luar, lalu disuntikan ke seseorang. Diharapkan, sel dendritik ini akan memproduksi antibodi yang siap menetralisir virus yang menginfeksi.
4. Kelebihan dari Vaksin Nusantara ini, lantaran berasal dari sel yang diambil dari tubuh penerima, vaksin dari sel dendritik diklaim kecil kemungkinannya menimbulkan infeksi.
“Kemungkinan reaksi penolakan lebih rendah,” ucap Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara, Dokter Yetty Movieta Nency. “Benda asing dibandingkan dari tubuh manusia itu kan beda. Itu dari darah kita diolah dimasukkan lagi. Di situlah keunggulannya,” imbuhnya.
Selain itu, Yetty menyebutkan, jika telah diproduksi masal, harga satu dosis Vaksin Nusantara hanya sekitar US$ 10. Menurut Yetty, harga Vaksin Nusantara lebih murah karena biaya produksi yang hemat. “Anggaran penyimpanan, distribusi, penambahan, bisa diminimalisir,” ujar dia pada Kamis, 18 Februari 2021.