Vaksin AstraZeneca Halal atau Haram? Dosen ITB Beberkan Cara Produksinya

Reporter

Antara

Kamis, 1 April 2021 06:06 WIB

Petugas medis mempersiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi masal di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Senin, 22 Maret 2021. Pemerintah Provinsi Bali menggelar vaksinasi masal dengan menggunakan vaksin merek AstraZeneca buatan Inggris. Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian kalangan di tanah air mengangkat isu halal haram vaksin Covid-19 AstraZeneca karena penggunaan unsur enzim dari babi. Ini menyumbang permasalahan yang mengganjal program vaksinasi menggunakan vaksin asal Inggris itu di dunia, selain isu efek samping.

Perihal pertanyaan halal haram, Dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Aluicia Anita Artarini, mengatakan bisa dicari jawabnya dari dokumen AstraZeneca dan tim University of Oxford yang melakukan uji klinis. Dalam dokumen itu, Anita mengungkapkan, AstraZeneca ternyata menggunakan enzim tripsin yang berasal dari jamur, bukan babi.

"AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewan pada proses produksinya dan di proses akhir pun tripsin itu tidak ada," kata Anita yang juga seorang virolog itu dalam bincang-bincang virtual pada awal pekan ini.

Dia menerangkan, enzim tripsin tersebut tidak dimasukkan ke dalam formula vaksin, melainkan hanya digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari Bank Sel, Thermo Fisher. "Itu adalah enzim yang mirip dengan aktivitas tripsin yang dibuat dari jamur dengan cara rekombinan," ujarnya.

Sel mamalia memiliki sifat menempel pada wadahnya. Ini akan menyulitkan proses pertumbuhan jumlah sel untuk menjadi lebih banyak dan peneliti membutuhkan protein enzim tripsin untuk memotong agar sel tidak menempel pada wadah.

Advertising
Advertising

"Tripsin ini kalau kelamaan bersama-sama dengan selnya juga malah mati. Jadi kayak pisau bermata dua, itu dibutuhkan untuk memotong saja pada wadahnya, kalau sudah lepas ya sudah," kata Anita.

Adapun sel mamalia HEK 923 diterangkannya menjadi satu-satunya hingga kini yang dapat digunakan untuk memperbanyak adenovirus, virus yang digunakan sebagai vektor dari materi genetik SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.

Dia memberi catatan tambahan bahwa sel mamalia itu telah dipakai dalam pengembangan vaksin-vaksin sebelumnya. "Mungkin kalau teknologi sudah bisa berkembang, ada sel lain yang bisa dipakai," kata Anita sambil menambahkan, "Kalau kandungannya diganti, analisanya beda lagi. Tapi saya rasa yang diterima di negara maupun isinya sama."

Baca juga:
Gonjang-ganjing Vaksin AstraZeneca, Giliran Amerika Pertanyakan Data Efikasi

Berikut ini proses pembuatan vaksin Covid-19 oleh AstraZeneca dan Oxford seperti yang diterangkan Anita,

<!--more-->

1. Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan salah satu bentuk baru vaksin karena berisi DNA Adenovirus yang dimodifikasi dengan menghilangkan gen E1 dan E3, kemudian disisipkan materi genetik protein paku SARS-CoV-2.

2. DNA Adenovirus yang sudah mengandung gen paku SARS-CoV-2 ditransformasi ke bakteri E coli lalu dimurnikan sebelum dimasukkan ke sel mamalia, HEK293.

3.Oxford-AstraZeneca membeli HEK293 dari Thermo Fisher, sebuah bank sel.

4. Sel mamalia HEK293 dilepaskan dari pelat dengan menggunakan enzim tripsin atau protein TrypLET Select untuk mempercepat reaksi biokimia. Oxford-AstraZeneca memperbanyak sel mamalia HEK293 sesuai kebutuhan dengan melepaskan sel pada pelat.

5. Sel kemudian dicuci dengan medium cair di sentrifuga untuk menghilangkan kandungan tripsin dan larutan lainnya. Tujuannya, agar sel tidak rusak dan ditambahkan kembali medium cair sehingga sel berada dalam larutan suspensi untuk selanjutnya dapat digunakan untuk proses lebih lanjut. "Umumnya 1 x 10 sel dalam 1 ml," kata Anita.

6. Proses pencucian, sentrifugal dan penambahan medium DMEM yang merupakan medium basal terdiri atas unsur vitamin, asam amino, garam, glukosa, dan pH indikator. Lalu berlanjut pada proses inkubasi.

7. Semua proses dilakukan berulang sampai memperoleh jumlah sel yang diinginkan.

Baca juga:
Heboh Vaksin AstraZeneca dan Penggumpalan Darah, Ini Kronologisnya

8. Sel diperbanyak lalu ditambah genom Adenovirus (transfeksi) hingga menjadi bibit vaksin Covid-19 ala AstraZeneca dan Oxford.

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

4 jam lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

4 jam lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

11 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

14 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

1 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya