Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala Pembekuan Darah pada Vaksin AstraZeneca, Ini Kata Dua Guru Besar

image-gnews
Seorang perawat mengisi jarum suntik dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada 26 Februari 2021, ketika Korea Selatan memulai program vaksinasi virus corona. [Jung Yeon-je / Pool melalui REUTERS]
Seorang perawat mengisi jarum suntik dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada 26 Februari 2021, ketika Korea Selatan memulai program vaksinasi virus corona. [Jung Yeon-je / Pool melalui REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kasus ditemukan bahwa pasien mengalami gejala pembekuan darah setelah menerima vaksin AstraZeneca. Kasus tersebut terjadi di beberapa negara, seperti Norwegia, Islandia, bahkan ada korban yang meninggal dunia di Denmark.

Baca:
WHO Desak Dunia Tak Hentikan Vaksinasi Setelah Kasus Vaksin AstraZeneca

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan, pihaknya belum mendengar kabar tersebut. Namun, menurutnya, itu artinya ditemukan efek samping yang serius.

“Pada prinsipnya, jika akan digunakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus melakukan evaluasi mengenai temuan di luar negeri tersebut,” ujar dia melalui sambungan telepon, Senin malam, 15 Maret 2021.

Menurut Badan Obat-obatan Denmark, gejala usai vaksin AstraZeneca tersebut sangat tidak biasa. Karena pihaknya menemukan bahwa pasien tersebut memiliki jumlah trombosit dan gumpalan darah yang rendah di pembuluh darah kecil dan besar.

Menurut Ari, yang juga Dekan FKUI itu, pada dasarnya, apabila ditemukan efek samping vaksin AstraZeneca yang signifikan di tempat lain, maka harus dilakukan asesmen menyeluruh. “Mending ya ditunda saja dulu. Apalagi vaksin ini tidak melalui uji klinis di Indonesia,” kata Ari.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, BPOM juga menerangkan bahwa pihaknya menunda sementara penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia sambil menunggu konfirmasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan The Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) terkait keamanan vaksin.

BPOM masih melakukan komunikasi dengan dua lembaga tersebut untuk penggunaan vaksin AstraZeneca. Pihak BPOM juga mengaku sudah melakukan proses evaluasi terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Dikutip Reuters, Senin, Badan Obat-obatan Eropa (EMA) melaporkan tidak ada indikasi bahwa kejadian itu disebabkan oleh vaksinasi. Sedangkan pihak AstraZeneca mengatakan pada Minggu, 14 Maret 2021, tinjauan data keamanan orang yang divaksinasi dengan vaksin garapannya tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko pembekuan darah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara, dihubungi secara terpisah, Guru Besar dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, mengaku sudah mengetahui kasus tersebut. Namun, dia menjelaskan bahwa pihak dari AstraZeneca membantah adanya kasus tersebut.

“Tapi beberapa pendekatan disebabkan karena platform vaksin yang dikembangkan adalah mRNA. Pada saat disuntikan mRNA seharusnya membentuk protein spike, selanjutnya vaksin akan merangsang antibodi terhadap spike,” tutur Nidom.

Namun, Nidom berujar, pada kasus tertentu bisa terjadi kelainan mekanisme, di mana mRNA membentuk protein lain (bukan protein spike) terutama pada penderita autoimun, sehingga terbentuk suatu protein immune thrombocitopenia yang akan membentuk platelet darah yang menyebabkan trombis atau penyumbatan darah.

Nidom melanjutkan, memang platform mRNA atau DNA belum pernah dibuat pada pengembangan vaksin, karena selama ini sebatas masih pada tingkat laboratorium. Dan, menurutnya, penundaan vaksin AstrsZeneca di Inggris oleh negara Uni Eropa, juga tidak terlepas dengan masalah politik.

“Tapi keadaan ini tetap menarik untuk diteliti lebih lanjut,” ujar Nidom yang juga profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Unair.

Di Denmark, seorang wanita berusia 60 tahun meninggal dunia karena pembekuan darah setelah menerima vaksin AstraZeneca. Sementara beberapa kasus ditemukan di Norwegia, termasuk dalam database efek samping obat dari Badan Obat-obatan Eropa (EMA), termasuk Islandia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?


Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

2 hari lalu

Es Krim Magnum. Womensfreesamples.com
Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

2 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

4 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.


Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

5 hari lalu

Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti
Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

6 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.


Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

6 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

Kata Guru Besar Unpad soal kasus Kumba.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

7 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.