Pemerintahan Dikudeta di Myanmar, Arakan Army Tetap Diblokir di Facebook

Reporter

Terjemahan

Senin, 17 Mei 2021 12:25 WIB

Pasukan Arakan Army di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mizzima

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook dilaporkan tetap memblokir sejumlah organisasi di Myanmar sekalipun organisasi itu telah bergabung dalam perlawanan terhadap kudeta militer di negara tersebut. Blokir telah dialami sejak 2019, jauh sebelum militer mengambil paksa pemerintahan pada Februari lalu. Saat itu, organisasi seperti Arakan Army dan banyak afiliasinya diklasifikasi sebagai organisasi teroris oleh pemerintahan yang sipil dan demokratis.

Setelah militer kembali menguasai pemerintahan (setelah pemilihan umum dituding dicurangi), situasi politik di Myanmar dinilai telah berkembang ekstrem. Namun ada satu hal yang menjadi jelas: Arakan Army tak lagi diklasifikasi sebagai kelompok terorisme, baik oleh pemerintah militer saat ini atapun pemerintahan terpilih yang dikudeta.

Meksi begitu, menurut Rest of World, Arakan Army tetap tak bisa berkomunikasi di platform Facebook. Kelompok ini bukan satu-satunya yang masih diblokir di platform aplikasi media sosial tersebut.

Ada banyak kelompok bersenjata berbasis kesukuan yang aktif di Myanmar, beberapa bersatu melawan pemerintahan militer yang telah secara brutal menekan para pengunjuk rasa pro demokrasi. Banyak halaman Facebook mereka juga telah dibatasi pada 2019--saat itu atas permintaan pemerintahan yang dipimpin Aung San Suu Kyi sebagai State Counsellor.

Menurut Rest of World, larangan terhadap kelompok-kelompok itu sama kontroversialnya dulu dan sekarang. Beberapa berargumen kalau larangan dulu untuk mencegah informasi pelanggaran HAM, seperti genosida yang dilakukan Tatmadaw alias militer Myanmar atas etnis muslim Rohingya, tersebar ke luar negeri.

Advertising
Advertising

Sekarang, kelompok-kelompok itu dan para jurnalis di Myanmar menganggap larangan di Facebook ditujukan untuk mencegah mereka menunjukkan kepada dunia apa yang dialami dalam perjuangan melawan pemerintahan militer. "Seperti ingin menutup telinga dan mata orang-orang," kata seorang direktur organisasi HAM di Myanmar kepada Rest of World.

Facebook juga memblokir halaman kelompok-kelompok pendukung Tatmadaw pascakudeta. "Tapi Facebook gagal merespons perubahan politik yang terjadi di Myanmar saat ini," kata aktivis HAM ,Thinzar Shunlei Yi, sembari menyerukan Facebook menyusun dewan pengawas resmi untuk di negerinya.

THE VERGE

Baca juga:
Filipina Berencana Beli Kapal Selam, Singgung Cina, KRI Nanggala, dan Indonesia

Berita terkait

Sejarah WhatsApp: Bermula Hanya Aplikasi Pesan Status Bikinan Eks Insinyur Yahoo

3 hari lalu

Sejarah WhatsApp: Bermula Hanya Aplikasi Pesan Status Bikinan Eks Insinyur Yahoo

WhatsApp terus berkembang sejak diakuisisi oleh Facebook pada 2014. Indonesia menjadi yang terbesar ketiga per tahun lalu dengan 112 pengguna aktif.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menghapus Akun Facebook yang Lupa Password

6 hari lalu

Begini Cara Menghapus Akun Facebook yang Lupa Password

Akun Facebook sering kali dilupakan karena pengguna beralih ke media lainnya. Berikut cara menghapus akun Facebook yang lupa password.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

6 hari lalu

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

7 hari lalu

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

8 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

12 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

14 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

18 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

20 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

20 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya