Bolak Balik Disapu Tsunami Erupsi Gunung Krakatau, Ini Cerita dari Pulau Sebesi

Jumat, 27 Agustus 2021 19:38 WIB

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Sejarah mencatat erupsi Gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883 atau 138 tahun lalu memicu tsunami besar. Yang paling baru, tsunami juga terjadi di Selat Sunda disebabkan aktivitas vulkanik Anak Krakatau pada 22 Desember 2018. Keduanya sama, menyapu Pulau Sebesi yang terletak hanya 20 kilometer dari Gunung Krakatau.

Peneliti Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI, Devi Riskianingrum, membeberkan penelitiannya tentang Krakatau dalam Pandangan Masyarakat Sebesi: Antara Berkah dan Bencana. Menurut dia, setiap sapuan tsunami itu menyebabkan pulau lumpuh dan terisolasi. Hingga pada 2018 lalu pandangan masyarakat Pulau Sebesi pun berubah.

“Dari yang awalnya menganggap aktivitas vulkanik sebagai hal yang biasa dan tidak membahayakan, menjadi membuat cemas atau khawatir,” ujar Devi dalam acara virtual mengenang peristiwa letusan Gunung Krakatau, Jumat, 27 Agustus 2021.

Devi mengungkapkan, masyarakat Pulau Sebesi sebelumnya mengamati geliat Anak Krakatau sebatas pertanda bahwa gunung itu hidup. Gunung api diakrabi karena dianggap tidak membahayakan, dan setiap geliat erupsi selayaknya ‘batuk’ pada anak manusia.

Namun, terlepas dari ketakutan yang mulai tumbuh, masyarakat Sebesi menolak meninggalkan tanah pulau kelahiran mereka tersebut. Satu di antara alasannya, selama ini Pulau Sebesi menjadi salah satu unggulan destinasi wisata bahari oleh Pemerintah Provinsi Lampung.

Advertising
Advertising

Suasana rumah rusak karena diterjang tsunami di Dusun Tiga Regahan Lada, Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Minggu, 30 Desember 2018. Pascatsunami Selat Sunda, sebanyak 2.514 warga Pulau Sebesi terdampak telah dievakuasi meninggalkan rumah mereka ke posko pengungsian di Kalianda, Lampung Selatan. ANTARA

“Pantai yang memiliki pemandangan yang indah dan berhadapan langsung dengan Gunung Anak Krakatau yang terkenal aktif justru menjadi salah satu unggulan Sebesi,” tutur Devi.

Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Herry Jogaswara, menerangkan, edukasi masyarakat dilakukan untuk memperkaya pengetahuan lokal, khususnya terkait Gunung Krakatau. Menurutnya, hal itu bisa dijadikan sebagai upaya mitigasi atu pengurangan risiko bencana.

“Kondisi geografis menjadikan Indonesia berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor,” katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan erupsi Gunung Anak Krakatau di Lampung berlangsung hingga Sabtu pagi, 11 April 2020, berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Foto/Facebook/BNPB

Herry melanjutkan, pengelolaan bencana harus berbasis struktural dan non struktural. Struktural antara lain teknologi peringatan dini, alat pendeteksi bencana. Sedangkan, non struktural merupakan suatu pendidikan kebencanaan yang memberikan pertolongan pertama kali saat bencana itu terjadi.

Menurut Herry, masyarakat Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana seperti di Pulau Sebesi dekat Gunung Krakatau harus diedukasi dan diberikan materi yang berkaitan dengan kebencanaan. “Pendidikan bencana ini juga sifatnya kontekstual dan harus selalu diperbarui,” ujar dia menambahkan.

Baca juga:
Peringatan BMKG: Tsunami Selat Sunda Bisa Menyapu sampai Pantai Jakarta

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

9 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

3 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

3 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

3 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

4 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

4 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

4 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

4 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya